Bisnis.com, JAKARTA - Badan Keselamatan Maritim China (MSA) mengeluarkan peringatan navigasi menjelang kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan yang direncanakan tiba pada Selasa (2/8/2022) malam.
Dikutip dari laman resmi MSA, peringatan navigasi diberlakukan di Pelabuhan Weifang, Laut Bohai karena latihan penembakan sasaran akan dilakukan pada Rabu (3/8/2022) pukul 15.00 hingga 24.00 waktu setempat.
Peringatan navigasi juga diterapkan di beberapa kawasan di Laut China Selatan mulai Selasa hingga Sabtu (6/8/2022) untuk hal yang sama.
Komando Militer Provinsi Fujian yang bertetangga dengan Pulau Taiwan juga mengunggah foto dan video lima kali latihan menembak sasaran yang dilakukan oleh armada laut dan udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Beberapa bandara di Provinsi Fujian seperti Xiamen, Fuzhou, dan Quanzhou menunda sejumlah jadwal penerbangan pada Selasa (2/8/2022) siang sebagaimana laporan media setempat mengutip pihak menara kontrol (ATC).
Sebanyak dua kapal induk China yaitu Liaoning telah meninggalkan basisnya di Qingdao sejak Minggu (31/7/2022). Sedangkan Kapal Induk Shandong bertolak dari Shanya pada Senin (1/8/2022). Keduanya sama-sama menuju Selat Taiwan.
Sementara itu, beberapa media asing, termasuk di Taiwan dan China melaporkan Pelosi akan tiba di Taipei pada Selasa (2/8/2022) malam.
Pelosi dikabarkan akan menginap semalam di Hotel Grand Hyatt, hotel legendaris yang berlokasi di Distrik Xinyi.
Dalam kunjungan singkatnya di Taiwan, politikus perempuan AS itu akan mengunjungi Legislatif Yuan dan bertemu Presiden Tsai Ing Wen pada Rabu (3/8/2022) pagi.
Selain itu, indeks perdagangan saham di Taiwan turun lebih dari 200 persen pada Selasa (2/8/2022) yang dipicu oleh peningkatan kekhawatiran lintas-Selat Taiwan terkait kunjungan singkat Pelosi itu.
Beijing tidak akan memberi toleransi apa pun atas kunjungan Pelosi karena dianggap pelanggaran serius prinsip satu China.
"PLA tidak akan tinggal diam dan akan melakukan tindakan balasan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, di Beijing, Senin (1/8/2022).