Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Sanksi Barat, Rusia Gagal Bayar Utang Terburuk Sejak 2 Dekade

Kegagalan membayar kewajiban terakhir Rusia terjadi pada tahun 1998 ketika negara itu diguncang krisis rubel sela dari rezim Boris Yeltsin.
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Rusia dilaporkan gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam waktu lebih dari dua dasawarsa.

Rusia memiliki utang yang harus dibayar sebesar US$100 juta dan telah menyatakan bersedia untuk membayar. Akan tetapi sanksi membuat negara itu tidak mungkin untuk melakukan pembayaran kepada kreditur internasional.

Kremlin sebelumnya bertekad untuk menghindari default, yang merupakan pukulan besar bagi prestise bangsa itu. Menteri keuangan Rusia menyebut situasi itu sebagai "lelucon".

Rusia pernah mengalami gagal membayar utang luar negerinya adalah pada tahun 1918. Ketika itu terjadi Revolusi Bolshevik saat pemimpin komunis baru Vladimir Lenin menolak untuk membayar utang Kekaisaran Rusia.

Kegagalan membayar kewajiban terakhir Rusia terjadi pada tahun 1998 ketika negara itu diguncang krisis rubel sela dari rezim Boris Yeltsin.

Pada saat itu Moskow gagal memenuhi pembayaran obligasi domestiknya tetapi tidak gagal (default) dalam bayar utang luar negerinya.

Rusia tampaknya berada di jalur yang tak terelakkan menuju default sejak sanksi pertama kali dijatuhkan oleh AS dan Uni Eropa setelah invasi ke Ukraina. 

Kondisi itu membatasi akses negara itu ke jaringan perbankan internasional yang akan memproses pembayaran dari Rusia kepada investor di seluruh dunia.

Pemerintah Rusia menyatakan ingin melakukan semua pembayaran tepat waktu dan sampai kemarin telah berhasil.

Sekitar US$40 miliar utang Rusia tercatat dalam mata uang dolar atau euro dan sekitar setengahnya disimpan di luar negeri.

Pembayaran bunga sebesar US$100 juta akan jatuh tempo pada 27 Mei. Rusia mengatakan uang itu dikirim ke Euroclear, bank yang kemudian akan mendistribusikan pembayaran kepada investor.

Akan tetapi pembayaran itu terhenti di sana, menurut Bloomberg News dan kreditur belum menerimanya seperti dikutip BBC.com, Senin (27/6/2022).

Uang yang belum tiba dalam waktu 30 hari dari tanggal jatuh tempo, yaitu Minggu malam dianggap sebagai default.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper