Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Titip Pesan, Ridwan Kamil Mohon Maaf Belum Dapat Bertakziah ke Buya Syafii Maarif

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan ucapan duka selepas mendengar kabar wafatnya Buya Syafii Maarif, pada Jumat, 27 Mei 2022.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil./Antara
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan ucapan duka selepas mendengar kabar wafatnya Buya Syafii Maarif, pada Jumat (27/5/2022).

Juru Bicara Gubernur Jabar Elpi Nazmuzzaman mengatakan bahwa Ridwan Kamil begitu menghormati sosok Buya Syafii Maarif. Namun, saat ini dirinya masih berada di Swiss untuk ikut mencari putra sulungnya yang hilang, Emmeril Khan Mumtadz (Eril).

"Izinkan kami atas nama Pak Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, juga mewakili warga Jawa Barat, menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas wafatnya ayahanda Syafii Maarif atau biasa disapa Buya Syafii Maarif," katanya dalam jumpa pers daring, Sabtu (28/5/2022).

Dia mengatakan wafatnya Buya Syafii Maarif merupakan kehilangan bagi pihak keluarga, warga Muhammadiyah dan warga Indonesia.

"Karena beliau posisinya sangat terhormat sebagai bapak bangsa," katanya.

Lebih lanjut, Elpi menyebut Ridwan Kamil memiliki kedekatan khusus dengan Buya Syafii Maarif. Namun, alasan Ridwan Kamil belum dapat bertakziah karena masih berada di Swiss.

"Pak Gubernur, Pak RK, punya kedekatan khusus tapi belum bisa hadir secara fisik bertakziah ke keluarga berhubung posisi kami sedang menghadapi musibah dan posisinya jauh," katanya.

Sekadar informasi, kabar duka datang dari keluarga besar PP Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum yang pernah menjabat dari 1998—2005, Buya Syafii Maarif, berpulang pada Jumat, 27 Mei 2022 di usia 86 tahun.

Indonesia pun kembali kehilangan putra terbaiknya, Tokoh kemanusiaan dan guru bangsa ini menghembuskan napas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada pukul 10.15 WIB.

Meninggalnya tokoh yang akrab disapa Buya Syafii ini tentu menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia, khususnya umat muslim, sebab dirinya dikenal sebagai tokoh lintas agama yang berjuang keras menggalakkan toleransi.

Selain itu, tokoh kelahiran Sumatera Barat, 31 Mei 1935 ini, juga dikenal sebagai penulis yang produktif. Beberapa karya bukunya yang terkenal di antaranya ialah Dinamika Islam (1984), Islam, Mengapa Tidak? (1984), dan Islam dan Masalah Kenegaraan (1985). Atas karya-karyanya tersebut, beliau mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina pada 2008.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Buya Syafii Maarif juga sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, pada sabtu (14/5/2022), karena mengalami sesak napas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper