Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir: Terus Bangun BUMN Pasca-Reformasi 98

Erick Thohir ikut melanjutkan perjuangan membangun negara pascaperistiwa Reformasi 1998 melalui peningkatan kerja sama antara BUMN dan lembaga-lembaga internasional.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejumlah BUMN akan kecipratan investasi dari Uni Arab Emirate (UAE) senilai US$18 miliar./ Istimewa.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejumlah BUMN akan kecipratan investasi dari Uni Arab Emirate (UAE) senilai US$18 miliar./ Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki caranya tersendiri dalam melanjutkan perjuangan membangun negara pascaperistiwa Reformasi 1998.

Melalui Kementerian BUMN, upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan terus mengembangkan BUMN melalui peningkatan kerja sama dengan sejumlah lembaga tingkat global.

"Itulah kenapa ketika IMF, World Bank, dan ADB mengajak kerja sama dengan BUMN kita buka. Karena selama ini persepsi mereka terhadap BUMN jelek sekali. Bahkan pada 1998, IMF mendorong pembubaran BUMN," kata Erick ketika berbicara di acara halal bihalal korban tragedi Trisaksi 1998 di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Erick melanjutkan, model BUMN Indonesia dengan negara lain ternyata berbeda. Menurutnya, model BUMN Tanah Air tidak akan sama dengan negara kapitalis murni seperti Amerika Serikat ataupun China dan negara Timur Tengah yang hanya diarahkan karena sebuah kekuasaan.

Menurutnya, BUMN di Indonesia mengadaptasi model di negara-negara Skandinavia yakni menerapkan sistem demokrasi di dalam pemerintahannya.

Dengan mengadaptasi model seperti itu,kata Erick, BUMN di Indonesia menjalankan peran sebagai penyeimbang pasar global.

"Saya bukan bagian dari pahlawan reformasi. Namun, empati kepada pejuang Reformasi harus dilakukan secara berkesinambungan. Sama seperti yang dilakukan di BUMN, yakni menciptakan ekosistem sendiri. Bukan ekosistem China ataupun Amerika Serikat, tapi Indonesia," ujarnya.

Adapun, tragedi 98 dikenal sebagai titik baru Indonesia memasuki era reformasi. Tahun 1998 menjadi puncak ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru dan akhirnya dipaksa berakhir lewat aksi protes, kerusuhan, hingga penjarahan yang memakan banyak korban jiwa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper