Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wiranto Bertemu Mahasiswa Indikasi Pemerintahan Jokowi Tak Lepas dari Cengkeraman Militer

Keberanian Wiranto menemui para mahasiswa memberikan pesan psikologis kepada para pendemo.
Wiranto memberikan keterangan pers seusai rapat koordinasi khusus (Rakorsus) tingkat menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (24/4/2019)./ANTARA-Renald Ghifari
Wiranto memberikan keterangan pers seusai rapat koordinasi khusus (Rakorsus) tingkat menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (24/4/2019)./ANTARA-Renald Ghifari

Bisnis.com, JAKARTA - Keberanian Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menemui para mahasiswa mempunnyai dua makna secara psikologis.

Peneliti Para Syndicate, Virdika Rizky Utama mengatakan bahwa keberanian Wiranto menemui mahasiswa memberi pesan bahwa pemerintah serius menghadapi aksi demonstrasi yang akan dijalankan mahasiswa.

“Wiranto dipilih karena memiliki pengalaman sangat besar menghadapi demonstrasi mahasiswa saat reformasi. Selain itu, dengan pengalamannya yang sangat represif kepada mahasiswa, ingin memberi pesan psikologis terhadap mahasiswa. Jangan main-main dengan pemerintah,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (9/4/2022).

Dia melanjutkan, upaya yang ditunjukkan oleh Wiranto itu juga menegaskan bahwa pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi tidak bisa lepas dari cengkeraman purnawirawan militer.

Hal ini menunjukkan semacam ketidakpercayaan diri pemerintahan sipil Joko Widodo dalam merespons tuntutan atau kritik publik.

Sebagaimana diketahui, Wiranto menemui perwakilan para pendemo dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia di kantornya, Jumat (8/4/2022).

Wiranto mengatakan tidak ada yang melarang mahasiswa demo.

Dia hanya mempertanyakan tujuan dilakukan demo, ketika isu Jokowi 3 periode tersebut memang tidak mungkin terjadi dan sudah dijawab oleh presiden.

"Bukan melarang, tapi kan kita berkomunikasi," kata dia dalam konferensi pers usai pertemuan.

Wiranto juga mengingatkan kalau saat ini merupakan bulan suci Ramadan. Tentunya, kata dia, akan lebih arif untuk bisa menyikapi hal-hal yang memang bisa dibicarakan dengan baik.

Itulah alasannya, kata Wiranto, dirinya dan sejumlah anggota Wantimpres bertemu para mahasiswa.

Dalam gelombang demonstrasi besar-besaran 1998, Wiranto menjabat sebagai Panglima TNI. Dia dinilai sengaja membiarkan para mahasiswa menduduki kompleks DPR/MPR pada 19 Mei 1998 yang kemudian berujung pada mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.

Dalam buku Perjalanan Seorang Prajurit Komando, purnawiran Sintong Panjaitan mengatakan bahwa sebenarnya kala itu tidak terlalu sulit bagi ABRI untuk menghalau para mahasiswa yang ingin menduduki Senayan.

Setelah Soeharto mundur, mahasiswa kemudian dipukul mundur oleh aparat. Gelombang demonstrasi menentang Sidang Istimewa (SI) MPR terus bermunculan yang berujung pada berrbagai peristiwa seperti Traagedi Semanggi dan Trisakti.

Aparat kemudian membentuk kelompok milisi Pam Swakarsa yang bertugas mengamankan jalannya SI MPR dan berhadap-hadapan dengan mahasiswa.

Menurut Kivlan Zein, petinggi militer ketika itu, kelompok ini dibentuk atas perintah Wiranto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper