Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenang! Masyarakat Boleh Bukber dan Tetap Bisa Ngobrol, Ini Penjelasan Satgas

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito kembali buka suara mengenai aturan untuk tidak boleh berbicara saat buka bersama (bukber) puasa yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / Sumber: www.covid19.go.id
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / Sumber: www.covid19.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito kembali buka suara mengenai aturan untuk tidak boleh berbicara saat buka bersama (bukber) puasa yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Untuk diketahui, Satgas sebelumnya menyatakan bahwa tahun ini umat Muslim tetap bisa menjalankan buka bersama di puasa Ramadan. Namun, tetap harus menjaga protokol kesehatan untuk mengurangi adanya risiko penularan.

"Kalau [masyarakat] buka puasa bersama sebaiknya dijaga jarak yang cukup dan tidak usah berbicara pada saat makan," ujarnya, dalam diskusi virtual, Senin (28/3/2022).

Dihubungi secara terpisah oleh Bisnis, Wiku menjelaskan bahwa aturan untuk tidak berbincang-bincang saat berbuka puasa hanya berlaku pada saat makan.

“Jadi, bukan untuk keseluruhan saat acara buka puasa bersama berlangsung tidak mengobrol,” katanya lewat pesan singkat pada Kamis (31/3/2022).

Dia melanjutkan, Anjuran tidak boleh mengobrol pada saat makan ketika bukber bertujuan untuk mencegah percikan atau cipratan air liur.

Alhasil, ketika sudah selesai makan dan minum, masyarakat dapat mengenakan maskernya kembali setelah itu bisa melanjutkan berbincang dengan teman-teman atau kolega.

"Iya, saat menyantap makanan tentunya tidak berbicara untuk menghindari adanya droplet, sedangkan setelah makan selesai bisa melanjutkan silaturahmi berbicara dengan menggunakan masker dalam jarak yang cukup aman," tuturnya.

Tidak hanya itu, Wiku juga mengingatkan beberapa hal lainnya seperti saat tengah beribadah di Masjid dan Musala, di mana pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat untuk melaksanakan tarawih dan tadarus, tetapi dengan beberapa catatan yaitu menjaga protokol kesehatan.

"Selama kita beribadah kalau itu di masjid misalnya, pastikan bahwa masjidnya tidak terlalu penuh, dan terlalu lama kita di masjid. Kemudian, ventilasi masjidnya lebih baik dibuka dan interaksi berbicara juga relatif terbatas yang tidak berbicara menggunakan masker saja sehingga potensi penularannya menjadi besar," ujarnya.

Selanjutnya Wiku mengingatkan untuk tidak lupa mencuci makan saat hendak makan untuk menjaga higienitas.

"Jadi semua bisa dilakukan asal betul-betul adaptasinya dengan protokol kesehatan," ujar Wiku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper