Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Gas Jerman Minipis Terimbas Sanksi Barat kepada Rusia

Simpanan gas Jerman semakin menipis. Saat ini hanya mencapai 25 persen dari total kapasitas.
Kanselir Jerman Olaf Scholz/ Bloomberg
Kanselir Jerman Olaf Scholz/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA--Jerman mengeluarkan "peringatan dini" tentang kemungkinan kekurangan gas alam setelah Rusia meminta pembayaran dengan mata uang rubel dan mengancam akan memotong pasokan jika permintaannya tidak dipenuhi.

Berbicara pada konferensi pers di Berlin pada hari ini, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan tahap peringatan itu masih bersifat preventif. Dengan demikian pihaknya akan terus peningkatan pemantauan pasokan gas.

Sebagai peringatan yang pertama dari tiga tingkat krisis, pengumuman itu belum mengatur pembatasan pasokan pemerintah. Hanya saja Habeck meminta perusahaan dan konsumen untuk menggunakan gas secara berhemat.

Simpanan gas Jerman saat mencapai 25 persen dari kapasitas, menurut Habeck. “Saat ini tidak ada kekurangan pasokan," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck seperti dikutip CNN.com, Rabu (30/3/2022).

Namun kami harus mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut untuk bersiap menghadapi eskalasi apa pun oleh Rusia, katanya.

Kekhawatiran Rusia mengakhiri pengiriman gas ke Jerman muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut agar negara-negara "tidak bersahabat" mulai membayar gas alam dengan rubel, bukan dolar AS atau euro, sebagaimana disepakati dalam kontrak pasokan mereka.

Jerman, pelanggan energi terbesar Rusia di Eropa, telah menolak arahan perintah Putin itu dan menyebutnya pemerasan.

"Pembayaran dengan rubel tidak dapat diterima," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck Senin, menambahkan bahwa "Kami tidak akan terpecah dan jawaban negara-negara G7 tidak ambigu: kontrak akan dipenuhi."

Sebagai catatan, Rusia adalah pusat sistem energi global dan pengekspor minyak terbesar di dunia dengan menguasai sekitar 8 persen dari pasar global. Negara itu memasok 45 persen gas alam Eropa dan 45 persen batu bara serta 25 persen minyak mentah.

Pada 2019, sebelum harga tertekan Covid-19, pendapatan dari minyak dan gas alam menyumbang 40 persen dari anggaran federal negara itu. Minyak dan gas menyumbang hampir setengah dari total ekspor barang Rusia pada tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper