Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Makan Cokelat, Begini Kronologi Roman Abramovich Keracunan

Insiden keracunan yang dialami miliarder Rusia, Roman Abramovich saat menjadi anggota tim perundingan damai perang antara Rusia dan Ukraina mendapat sorotan media massa global.
Roman Abramovich/Reuters
Roman Abramovich/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Insiden keracunan yang dialami miliarder Rusia, Roman Abramovich saat menjadi anggota tim perundingan damai perang antara Rusia dan Ukraina mendapat sorotan media massa global.

Peristiwa itu mengingatkan publik akan kejadian pada 20 Agustus 2020 ketika tokoh oposisi dan pegiat antikorupsi Rusia Alexei Navalny diracun dengan racun saraf Novichok dan dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius.

Selama penerbangan dari Tomsk ke Moskwa, dia jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit di Omsk setelah pendaratan darurat di sana, lalu mengalami koma sebelum kemudiaan sembuh kembali.

Apa yang terjadi dengan Abrahamovic terjadi saat dia berupaya membantu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendamaikan perang Rusia dan Ukraina.

Peristiwa itu pertama kali diungkap Wall Street Journal dan media investigatif Bellingcat.

Bellingcat adalah kelompok jurnalisme investigasi berbasis di Belanda yang mengkhususkan diri dalam pengecekan fakta dan intelijen sumber terbuka.

Bagaimana kronologinya?

Awalnya Abramovich dikabarkan memediasi Rusia dan Ukraina pada 3 Maret lalu sejalan dengan permintaan Ukraina 28 Februari untuk mendamaikan dua negara.

Akan tetapi, lokasi tempat skejadian agak sedikit simpang siur. Meski Wall Street Journal menyebut pertemuan diadakan di Kyiv, namun mengutip sumber lain, CNN.com menyebut lokasi di Turki.

Pada awalnya, dia mengalami sejumlah gejala tak biasa seperti mata merah, luka gores terus-menerus serta kulit mengelupas di wajah dan tangan.

Bukan hanya dia yang mengalaminya. Hal itu juga dialami anggota parlemen Ukraina lain yang hadir, yakni Rustem Umerov dan negosiator lain.

"Abramovich dan negosiator Ukraina, termasuk anggota parlemen Tatar Krimea Umerov, telah membaik dan hidup mereka tidak dalam bahaya," lapor Wall Street Journal, Senin (28/3/2022).

Koran itu  menyimpulkan bahwa gejala itu tidak mematikan.

Hingga kini, belum jelas siapa dalang dibalik insiden keracunan ya g menimpa ko glomerat itu. Sebuah teori menyebutkan kelompok garis keras Rusia yang tak ingin perdamaian merupakan dalang dari aksi ini.

Namun, sesaat sebelum dialog, ketiganya dilaporkan sempat mengkonsumsi cokelat dan air putih. Namun ini belum dapat dibuktikan secara pasti karena tamu lain yang mengkonsumsi hal yang sama tidak menunjukkan gejala aneh.

Sementara itu, juru bicara Abramovich bungkam.

"Tidak ada komentar," katanya ke media.

Hal sama juga dilakukan Ukraina. Salah satu perwakilan tidak langsung menyangkal insiden namun menyebut semua negosiator sudah bekerja seperti biasa.

"Semua anggota kelompok negosiasi bekerja hari ini seperti biasa. Ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi dan elemen permainan informasi yang berbeda di bidang media sekarang. Oleh karena itu, saya ulangi sekali lagi, anggota kelompok negosiasi hari ini bekerja seperti biasa," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (29/3/2022).

Di sisi lain, untuk mencegah potensi insiden, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah meminta delegasi tidak mengonsumsi apapun selama dialog antara kedua negara dilakukan. Termasuk, menyentuh yang tidak perlu.

"Saya menyarankan siapa pun yang akan bernegosiasi dengan Rusia untuk tidak makan atau minum apa pun, (dan) sebaiknya menghindari menyentuh permukaan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper