Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satgas: Indonesia Berhasil Lewati Puncak Omicron, Ini Indikatornya

Setelah melewati puncak Omicron, dia menyebut Indonesia kini mengalami tren perbaikan data-data kasus Covid-19 secara menyeluruh selama 3 minggu berturut-turut.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / www.covid19.go.id

Bisnis.com, LOMBOK - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan Indonesia telah berhasil melewati puncak gelombang Covid-19 varian Omicron.

Setelah melewati puncak Omicron, dia menyebut Indonesia kini mengalami tren perbaikan data-data kasus Covid-19 secara menyeluruh selama 3 minggu berturut-turut. Hal itu terlihat dari menurunnya kasus positif, kasus aktif, kesembuhan, keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan (BOR) dan kematian pasien.

Kendati demikian, Wiku mengingatkan bahwa perbaikan kondisi bukan alasan untuk lengah. Terlebih, dalam masa adaptasi seperti saat ini, setiap individu memiliki tanggungjawab lebih dalam memproteksi diri. 

"Ingat, turunnya kasus tidak sama dengan hilangnya virus Covid-19 dari Indonesia. Untuk itu, setiap kita masih memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain, termasuk kelompok rentan," kata Wiku dikutip lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/3/2022)

Lebih jelasnya, perkembangan terkini menunjukkan penurunan kasus positif mingguan sebesar 64 persen dari puncak tertinggi pada Februari lalu. Kasus kematian juga turun sebesar 10 persen dari puncak lalu. 

Sejalan itu, kasus aktif juga turun dari 470.000 kasus (89,11 persen) di minggu lalu, menjadi 340.000 kasus (5,82 persen) di minggu ini. Turunnya kasus aktif ini, menambahkan kesembuhan yang di minggu ini angkanya 270.000 orang dengan persentase meningkat hingga 91,6 persen.

Penurunan kasus aktif dan peningkatan kesembuhan berdampak menurunkan BOR nasional. Jika per 6 Maret 2022 keterisiannya hampir 30 persen, saat ini angkanya telah turun dan per 13 Maret 2022 hanya sekitar 20 persen keterpakaian.

"Tentunya keberhasilan Indonesia ini hanya dapat tercapai berkat upaya keras masyarakat yang tertib menerapkan kebijakan pengendalian yang telah dirumuskan Pemerintah," ujarnya.

Keberhasilan ini berkat kesadaran tinggi masyarakat yang melindungi satu sama lain dengan kedisiplinan protokol kesehatan 3M, antusias memenuhi vaksin dosis lengkap dan booster, serta pemenuhan syarat lainnya di masa pandemi.

Termasuk juga dedikasi penuh seluruh lapisan Pemerintah dari pusat hingga daerah yang mengupayakan pengendalian melalui kebijakan berlapis seperti kebijakan perjalanan luar negeri, dalam negeri, pengendalian fasilitas publik, hingga pengendalian tingkat terkecil yaitu PPKM Mikro. 

Ke depannya, penting menyadari tongkat estafet pengendalian kasus sudah akan lebih banyak berpindah pada setiap individu dan kelompok. Hal ini merupakan penyesuaian dalam masa adaptasi, setelah pada masa genting dianggap perlu pengendalian kasus segera dengan kebijakan berlapis dari Pemerintah.

"Hal ini bukan berarti seluruh langkah pengendalian tersebut tidak diterapkan lagi, namun sudah dirasa mampu untuk dikembalikan pada tanggung jawab baik masing-masing orang, maupun kelompok seperti perkantoran, sekolah, mall, restoran, dan lain sebagainya," katanya. 

Dia pun kembali mengingatkan, bahwa turunnya kasus Covid-19 tidak sama dengan hilangnya virus Covid-19 dari Indonesia. Bahkan saat ini, setiap individu bertanggungjawab melindungi diri, orang lain, termasuk kelompok rentan.

“Hal ini dapat dilakukan melalui cara paling mudah dan sederhana, yaitu disiplin protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, sudah selayaknya menjadi bagian tak terpisahkan dari produktivitas kita di masa adaptasi ini," ujar Wiku.

Pada kesempatan tersebut, Wiku juga mengingatkan masyarakat untuk segera melengkapi diri dengan vaksin Covid-19 dosis kedua maupun booster. Khususnya, bagi lansia dan penderita komorbid.

Wiku mengatakan kelompok lanjut usia (lansia) dengan komorbid diabetes melitus, hipertensi, dan gagal ginjal mendominasi pasien Covid-19 yang meninggal.

 

"Jangan khawatir dengan kualitas vaksin yang ada karena pemerintah menjamin bahwa dosis yang diberikan adalah dosis yang terbukti aman, efektif, dan bermutu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper