Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Kepala Badan Otorita IKN, Siapa Masuk Kriteria Jokowi?

Meski belum mengantongi nama, tapi Jokowi mengungkapkan kriteria untuk calon kepala badan otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum mengantongi nama calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) meski sejumlah nama telah diisukan masuk dalam bursa calon pemimpin di ibu kota baru.

Meski belum mengantongi nama, tapi Jokowi mengungkapkan kriteria untuk calon kepala badan otorita Ibu Kota Negara (IKN) bernama Nusantara. Dia menyebut kriteria untuk menjadi kepala badan otorita IKN setidaknya pernah memimpin daerah dan memiliki latar belakang arsitek.

"Paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek," kata Jokowi dalam pertemuan dengan beberapa pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/1/2022).

Bisnis merangkum setidaknya ada empat kepala daerah aktif yang berlatar pendidikan teknik arsitek, berikut ini keempat sosok tersebut:

1. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini merupakan dosen arsitektur di Institut Teknologi Bandung sebelum menjadi Wali Kota Bandung hingga Gubernur Jawa Barat .

Lulusan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan Master of Urban Design University of California, Berkeley ini tercatat telah menghasilkan sejumlah karya arsitektur kenamaan.

Salah satu yang paling terkenal adalah Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh.

Karya-karya lainnya adalah Bandung Creative Park Project: Taman Cikapayang Dago; Masjid Merapi, merupakan proyek sosial yang menggunakan abu letusan gunung merapi dikonversi menjadi batako; dan Rumah Gempa Padang yang merupakan pembangunan rumah-rumah tahan gempa dengan material kayu dan bambu lokal.

Ridwan Kamil tercatat pernah menyabet beberapa penghargaan di bidang arsitektur diantaranya Winner first prize: International Design competition - Islamic Center, Beijing, RRC, dan Winner second prize: Design competition Senen District Revitalization pada 2004.

Penghargaan lainnya adalah Winner first prize: International Design competition Waterfront Retail Masterplan, Suzhou, RRC; Winner first prize: International Design competition Kunming Tech Park, Kunming, RRC; dan Winner first prize: Design competition - IT-Center Pupuk Kaltim, Balikpapan
Winner first prize: National design competition – University of Tarumanagara. Semua penghargaan itu didapatkannya pada 2005.

2. Menteri Sosial Tri Rismaharini (Eks Wali Kota Surabaya)

Menteri Sosial Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma juga pernah menjadi arsitek sebelum terjun ke dunia politik.

Risma tercatat pernah menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada 1987.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada 2002.

Sebelum menjadi Wali Kota Surabaya, Risma diketahui pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya hingga akhirnya menjadi Kepala Cabang Dinas Pertamanan.

Pada 4 Maret 2015, Risma mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

Gelar kehormatan tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Sebagai Wali Kota Surabaya, Risma dinilai berhasil mengubah wajah kota menjadi menjadi tertata rapi dan manusiawi.

Hasilnya dia menyabet beberapa penghargaan di bidang desain dan arsitektur salah satunya Taman Bungkul yang pernah dipugarnya meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia pada 2013.

Pada Juli 2018, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize bersama dengan Hamburg, Jerman; Kazan, Rusia; dan Tokyo, Jepang.

Penghargaan ini diperoleh karena Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah dan partisipasi masyarakat yang sangat baik di tengah laju pembangunan kota yang semakin berkembang dengan pesat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper