Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Rachmat Kaimuddin, Bos Bukalapak yang Jadi Anak Buah Luhut

Kabar mengenai bergabungnya Rachmat Kaimuddin ke Kementerian yang dipimpin Luhut Pandjaitan terungkap dari undangan konferensi pers dari Biro Komunikasi Kemenko Marves.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam channel YouTube VINDES./YouTube
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam channel YouTube VINDES./YouTube

Bisnis.com, JAKARTA - Muhammad Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama sekaligus CEO PT Bukalapak. Dia dikabarkan akan menjalankan tugas baru di pemerintahan dan bergabung ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Kabar mengenai bergabungnya Rachmat Kaimuddin ke Kementerian yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan ini terungkap dari undangan konferensi pers yang disampaikan Biro Komunikasi Kemenko Marves.

"Selamat pagi, bersama ini kami mengundang Saudara/i untuk dapat meliput Press Conference Bergabungnya Sdr Rachmat Kaimuddin ke Kemenko Marves yang akan diselenggarakan secara daring pada Senin, 3 Januari 2022 Pukul: 13.15 WIB s.d. selesai." Demikian bunyi undangan yang disebarkan ke media, Senin (3/1/2022).

Untuk diketahui, Bukalapak menerima surat pengunduran diri dari Rachmat Kaimuddin selaku Direktur Utama pada Selasa (28/12).

"Permohonan pengunduran diri tersebut akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Corporate Secretary Bukalapak Perdana A. Saputro dalam surat ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (29/12/2021).

Setelah Perubahan Peruntukan Dana IPO Sekitar 2 tahun sebelumnya, tepatnya pada 9 Desember 2019, keterangan resmi Bukalapak mengabarkan Achmad Zaky mundur dari posisinya sebagai CEO Bukalapak, dan menyerahkan kepemimpinan bisnis kepada Rachmat Kaimuddin.

Menurut Zaky, dirinya mengajak Rachmat Kaimuddin bergabung karena diyakini dapat mengarahkan Bukalapak ke level berikutnya. Harapan itu kian menjadi nyata seiring dengan aksi Bukalapak sebagai unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.

“Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat,” ujarnya Zaky dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (9/12/2019).

Rachmat Kaimuddin sejatinya sosok yang malang melintang di industri keuangan. Pria kelahiran Makassar 15 April 1979 ini adalah kolega Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang dipertemukan di SMA Taruna Nusantara.

Rachmat dan AHY satu angkatan di SMA yang dicetuskan oleh pemikiran Jenderal LB Moerdani dan didirikan pada 1990. Mereka berdua angkatan kelima, yakni periode 1994 -1997.

“Iya kami memang satu angkatan,” kata Rachmat saat berbincang dengan Bisnis seusai terpilih menjadi direktur PT Bank Bukopin Tbk. pada awal 2018.

Namun, nasib memisahkan mereka. AHY melanjutkan ke Akademi Militer, sedangkan Rachmat memilih melanjutkan kuliah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, pada 1998-2001, dan meraih gelar BSc.

Dia juga sempat menyabet gelar MBA dari Stanford University, California (2006-2008). Rachmat memulai kariernya sebagai Senior Associate di Boston Consulting Group.

Kemudian, dia sempat menjadi konsultan di IFC, Managing Director PT Cardig Air Services, Prinsipal di Quvat Management Pte. Ltd., dan Vice President di Baring Pricate Equity Asia.

Setelah berkecimpung di perusahaan asing, Rachmat akhirnya bergabung dengan perusahaan milik Aksa Mahmud, Bosowa Group. Pada Juni 2014, dia ditunjuk menjadi Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo hingga 2018.

Pada periode tersebut Rachmat juga merangkap menjadi Managing Director PT Semen Bosowa Maros dan Komisaris Bank Bukopin.

Selanjutnya, pada pada Mei 2018, dia dipercaya menjadi direktur Bank Bukopin yang saham mayoritasnya dimiliki Bosowa Group.

Mengutip keterangan di situs resmi Bukalapak, Rachmat merupakan pemimpin berpengalaman dengan latar belakang lintas bidang dan industri, termasuk pengalaman di bidang teknik dan manajemen keuangan.

Dalam paparan publik IPO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengatakan perusahaan memiliki mimpi agar semua orang punya akses jual beli yang adil dan merata dan mereka ingin membantu terciptanya ekonomi yang berkeadilan.

Penyebabnya, dia melihat bahwa permasalahan UMKM di Indonesia sangat kompleks dan beragam, banyak yang sulit berkembang karena tidak punya akses untuk permodalan dan layanan jasa keuangan. Tidak hanya itu, dia mengatakan terdapat kendala logistik dan infrastruktur yang sering dihadapi oleh UMKM terutama di luar kota-kota besar yang membuat akses terhadap pasar, pelanggan, dan pasokan menjadi tidak merata.

“Masih banyak UMKM yang belum tersentuh teknologi dan sistem pengelolaan yang modern. Ragam tantangan inilah yang ingin Bukalapak atasi dan sebagai permasalahan yang harus dipecahkan,” ujarnya dalam Public Expose Penawaran Saham Perdana PT Bukalapak.com Tbk secara daring, Jumat (9/7/2021).

Namun, kinerja BUKA masih dihadapkan dengan catatan negatif, terutama bottom line. Pendapatan BUKA pada kuartal III/2021 tumbuh sebesar 42 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp1,3 triliun.

Pendapatan Mitra Bukalapak pada periode ini tumbuh sebesar 298 pesen menjadi Rp496 miliar dibandingkan dengan tahun lalu. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan BUKA meningkat dari 19 persen pada tahun lalu menjadi 43 persen pada tahun ini.

Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 13 persen menjadi Rp1,2 triliun per September dari Rp1,4 triliun pada tahun lalu. Pada perdagangan Rabu (29/12) sesi I, saham BUKA turun 0,93 persen atau 4 poin menjadi Rp426.

Total transaksinya mencapai Rp51,56 miliar. Saham BUKA masih turun dari harga listing perdana Rp850. Sebelumnya, BUKA mencatatkan nilai IPO terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia sebesar Rp21,9 triliun. BUKA resmi tercatat di BEI pada 6 Agustus 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper