Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangan Terlena Jumlah Vaksinasi Tinggi, Omicron Tetap Jadi Ancaman

Wiku menegaskan saat ini negara perlu benar-benar waspada terhadap Covid-19 khususnya Omicron, meskipun cakupan vaksinasi di Indonesia telah mencapai 39 persen untuk dosis lengkap dari vaksin Covid-19.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / Sumber: www.covid19.go.id
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito / Sumber: www.covid19.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pemerintah Prof Wiku Adisasmito menekankan bahwa cakupan vaksinasi yang tinggi tidak menghalangi varian Omicron untuk menjadi ancaman yang dekat dan nyata bagi Indonesia.

“Keberadaan varian Omicron sudah merupakan ancaman yang dekat dan nyata yang harus kita antisipasi sejak saat ini. Saat ini, terdapat beberapa data yang menunjukkan negara dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap, nyatanya masih dapat mengalami kenaikan kasus,” kata Wiku dalam Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (21/12/2021).

Wiku menegaskan saat ini negara perlu benar-benar waspada terhadap Covid-19 khususnya Omicron, meskipun cakupan vaksinasi di Indonesia telah mencapai 39 persen untuk dosis lengkap dari vaksin Covid-19.

Hal itu disebabkan karena banyak negara maju dengan cakupan vaksinasi yang lebih tinggi dari Indonesia, masih dapat mengalami kenaikan jumlah kasus positif sekaligus angka kematian akibat Covid-19.

Wiku menuturkan kenaikan kasus tersebut telah terjadi di Amerika Serikat yang memiliki cakupan vaksinasi dosis lengkap sebesar 61 persen, Norwegia dengan 71 persen serta Korea Selatan yang telah mencapai dosis lengkap sebesar 92 persen.

Selain itu, negara harus lebih waspada karena banyak negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Australia sudah mengonfirmasi ditemukan adanya varian baru tersebut. Menyebabkan Omicron berada sangat dekat dengan Indonesia.

Kewaspadaan yang lebih ditingkatkan itu sangat diperlukan, mengingat perubahan karakteristik pada varian Omicron yang berpotensi memperparah kondisi pandemi di dunia saat ini masih diteliti.

“Hasil penelitian awal menunjukkan gejala yang ditimbulkan cederung ringan, sedangkan dampaknya pada vaksin dan alat uji diagnostik masih ditelaah lebih lanjut. Fenomena ini seyogianya dijadikan pembelajaran bersama bahwa strategi vaksinasi dalam penanganan pandemik Covid-19 tidak bisa berdiri sendiri,” kata dia lagi.

Meskipun kondisi kasus positif Covid-19 di Indonesia terus konsisten mengalami penurunan yang didukung oleh antusias vaksinasi yang tinggi, namun dia menyayangkan vaksinasi tidak bisa bekerja sendiri memerangi Omicron apabila tidak diimbangi dengan disiplin protokol kesehatan.

“Penularan hanya dapat dicegah dengan disiplin protokol kesehatan dan kebijakan pelaku perjalanan internasional yang ketat,” kata Wiku.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua #ingatpesanibu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper