Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: Lawan Sepadan Anies di Pilpres 2024 hanya Ganjar

Ganjar dan Anies adalah lawan politik yang seimbang. Keduanya memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dibandingkan tokoh-tokoh lain selain Prabowo Subianto.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan paparan dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2021, Rabu (10/11/2021). /Dok, Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memberikan paparan dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2021, Rabu (10/11/2021). /Dok, Pemprov Jateng

Bisnis.com, JAKARTA — Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu muncul sebagai kandidat kuat calon presiden pada Pilpres 2024.

Bahkan, elektabilitas dua gubernur tersebut mampu menyaingi dan bahkan mengungguli beberapa ketua umum partai politik.

Pengamat Politik Hendri Satrio menilai, meskipun elektabilitas Anies dan Ganjar di Pilpres 2024 tergolong tinggi, keberadaan aturan ambang batas pencalonan presiden alias Presidential Threshold (PT) 20 persen bisa menjadi batu sandungan keduanya.

Pasalnya, jika keduanya tidak diusung oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang memenuhi PT 20 persen maka, Pilpres 2024 hanya akan menjadi panggung para ketua parpol yang diusung menjadi calon presiden.

“Gini, Kalo versi survei kan ada 2 yang Capres potensial, Pak Ganjar dan Pak Anies. Bila mereka maju, mereka berpotensi saling mengalahkan. Namun yang perlu diingat, PT 20% ini membuat Parpol punya kuasa atas pencalonan. Jadi mereka akan wait n see siapa Capres yang akan diusung,” cuitnya melalui akun Twitter @satriohendri, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, Anies dan Ganjar sangat mungkin untuk tidak memiliki kendaraan politik untuk maju di Pilpres 2024 karena ada ego dari setiap parpol untuk mengusung elite partainya.

“Parpol kan pasti pengen banget Ketum atau minimal petinggi Partai yang bisa maju dalam kompetisi Pilpres. Bagaimana bila ada kesepakatan bahwa Parpol tidak akan memberikan tiket kepada Ganjar dan Anies maupun Ridwan Kamil? Alasannya agar Ketum bisa berlaga, Partai Menang Pileg,” cuitnya kemudian.

Adapun, PDI Perjuangan, yang merupakan parpol Ganjar Pranowo, sudah menunjukkan gelagat akan mengusung Ketua DPP Puan Maharani di Pilpres 2024.

Dengan demikian, kans Ganjar untuk berlaga di Pilpres 2024 semakin tertutup, kecuali dia ‘dibajak’ parpol lainnya.

Sementara Anies Baswedan, saat ini belum bergabung dengan parpol manapun sehingga dengan elektabilitas yang cukup tinggi, dirinya sangat berpeluang untuk dipinang salah satu atau gabungan parpol.

Hendri menilai, sebagai parpol terkuat dalam koalisi, PDI Perjuangan harus mengatur strategi dengan cermat jika Sang Gubernur Jakarta benar-benar diusung menjadi calon presiden di Pilpres 2024.

Dengan elektabilitas Puan yang kini masih jauh tertinggal - berdasarkan hasil sejumlah survei - PDI Perjuangan masih memiliki Ganjar yang bisa menyaingi Anies.

“Jadi Kalo Ganjar gak dapat tiket, Anies juga gak akan dapat tiket, sebab Parpol pengusung lawannya Anies, perlu Ganjar untuk mengalahkan Anies. Kalo Anies gak maju, buat apa repot repot ngasih tiket ke Ganjar, mending dorong Ketum atau Petinggi Parpol aja,” cuit Hendri kemudian.

Jika benar itu terjadi, sambung Hendri, maka Pilpres 2024 hanya akan menjadi panggung ketua umum partai politik atau elitenya yakni Puan Maharani, Prabowo Subianto, Muhaimin Iskandar, Surya Paloh, Agus Harimurti Yudhoyono, dan yang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper