Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Para Ahli Berdebat soal PPKM Level 3 Nataru, Tepat atau Berlebihan?

Epidemolog UI Pandu Riono menyebut tidak perlu ada peningkatan PPKM atau penerapan PPKM Level 3 selama libur Nataru.
Pengunjung memindai kode batang pada aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Taman Burung Perak, Kota Tangerang, Banten, Jumat (5/11/2021). Pemerintah Kota Tangerang membuka kembali taman di masa PPKM level I dengan membatasi jumlah pengunjung sebanyak 25 persen dari kapasitas maksimum. ANTARA FOTO/Fauzan/YU
Pengunjung memindai kode batang pada aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Taman Burung Perak, Kota Tangerang, Banten, Jumat (5/11/2021). Pemerintah Kota Tangerang membuka kembali taman di masa PPKM level I dengan membatasi jumlah pengunjung sebanyak 25 persen dari kapasitas maksimum. ANTARA FOTO/Fauzan/YU

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono berdebat dengan Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Level 3 pada periode libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Diketahui, pemerintah akan memberlakukan PPKM Level 3 di seluruh wilayah Indonesia mulai 24 Desember 2021 hingga 3 Desember 2022 untuk menekan mobilitas masyarakat pada saat libur Nataru.

Menanggapi kebijakan tersebut, Pandu Riono menyebut tidak perlu ada peningkatan PPKM di Bali selama Nataru. Bahkan, perlu pertimbangan bebas karantina bagi pelancong mancanegara, bila diterapkan persyaratan vaksinasi lengkap dan tes PCR saat ketibaan di Bandara Ngurah Rai.

“Para Ahli dari UI, UGM, dan UNAIR yg selama ini membantu Pak Luhut dan Pak Budi Sadikin sepakat tidak perlu ada Kebijakan Peningkatan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia hanya sekedar adanya kecemasan yg berlebihan thd ancaman lonjakan kasus yg tinggi @kemenkomarves @KemenkesRI,” jelasnya Pandu dikutip dari akun Twitternya, Rabu (24/11/2021).

“Saat ini belum ada varian baru yg lebih "ganas" dari delta,” sambung Pandu.

Pandu juga mengatakan bahwa PPKM Level 3 yang diterapkan pemerintah saat libur Natal dan tahun baru hanya berlaku di atas kertas. Menurutnya, publik sudah tidak percaya lagi dengan aturan-aturan yang tidak masuk akal.

“Kenyataan tidak mungkin diimplementasikan seperti biasanya. Publik sudah tidak peduli dan cenderung tidak percaya lagi dengan aturan-aturan yang tidak masuk akal,” ujar Pandu.

Dia berpandangan bahwa kebijakan peningkatan PPKM Level 3 tidak berbasis akal sehat dan data yang ada. Menurutnya, kebijakan PPKM Level 3 yang diserahkan kepada Kemenko PMK hanya bentuk kekhawatiran yang sifatnya parno.

“Tahun lalu @Kemenkopmk gagal, karena membagi dua liburan Natal dan Liburan Tahun Baru, ternyata ada 2 Pola Kerumunan, lahir Gelombang Pertama. Tahun ini diberi wewenang lagi, dan tentunya tidak mau gagal lagi, dipaksakan kebijakan PPKM Level 3 yg berbeda dg kriteria epidemiologi,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban tidak sependapat dengan Pandu. Menurutnya, banyak negara yang sudah mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Tapi tetap alami lonjakan kasus.

“Saya tidak setuju jika peningkatan PPKM tidak diperlukan. Apalagi atas alasan herd immunity yang sudah terbentuk. Lihat Singapura, Amerika dan Inggris. Mereka sudah capai herd immunity? Secara teoritis sudah. Tapi nyatanya jumlah kasus mereka masih tinggi banget,” tegas Zubairi.

Menanggapi cuitan tersebut, Pandu meminta Zubairi untuk berargumentasi dengan menggambarkan kondisi Indonesia, bukan negara lain.

"Tidak setuju, tidak apa2, hanya gunakan argumentasi kondisi Indonesia bukan negara lain, Mas Zub," ujar Pandu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper