Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tragedi Bintaro 1987, Peristiwa Tabrakan Kereta Api 34 Tahun Lalu

Tragedi tabrakan dua kereta api di sekitar Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan yang menewaskan ratusan orang penumpang terjadi pada 19 Oktober 1987.
Ilustrasi- Kecelakaan kereta api/Bisnis
Ilustrasi- Kecelakaan kereta api/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Peristiwa tabrakan kereta api di sekitar Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan yang menewaskan ratusan orang penumpang merupakan peristiwa penting yang identik pada 19 Oktober.

Dikutip melalui laman repository.unpad.ac.id, penyebab terjadinya kecelakan maut ini karena faktor kondisi perkeretaapian Indonesia tahun 80-an yang sudah tua dan sistem pengelolaan yang buruk.

Namun, masyarakat tidak memiliki opsi lain, mengingat kereta api merupakan transportasi yang memiliki harga tiket murah dan lebih cepat.

Tragedi Bintaro terjadi pada 19 Oktober 1987 yang termasuk kecelakaan kereta api yang terbilang tragis. Hal ini dikarenakan kecelakaan tersebut melibatkan dua kereta api Indonesia, yakni KA 225 Merak dan KA 220 Rangkas.

Meskipun telah 34 tahun berlalu, kecelakaan tersebut masih menyimpan kenangan kelam tersendiri bagi industri perekeretaapian Indonesia. Adapun, Rangkas dan Merak bertabrakan dalam keadaan adu banteng (head-to-head).

Kecelakaan tersebut terjadi pada Senin pagi, 19 Oktober 1987 yang ini berlangsung di Stasiun Sudimara, Bintaro, Tangerang, tepatnya di Desa Pondok Betung, yang menewaskan 153 orang dan 300 orang luka-luka.

Dikutip melalui laman p2k.unkris.ac.id, tragedi Bintaro dilatarbelakangi faktor human error, sebab KA 225 yang seharusnya bersilang dengan KA 220 di Stasiun Kebayoran, tetapi diganti produksi menjadi di Stasiun Sudimara.

Namun, KA 225 tidak mendengar semboyan, sehingga KA 225 berangkat tanpa sepengetahuan Pengaturan Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Sudimara.

Pada saat itu, KA 225 dijadwalkan tiba di Stasiun Sudimara pada pukul 06.40 untuk bersilang dengan KA 220 pada pukul 06.49.

Diketahui, terdapat 700 penumpang KA 225 dari Rangkasbitung, Jawa Barat dan KAA 220 membawa 500 penumpang dari stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sesuai jadwal, KA 225 menunggu KA 220 di Sudimara untuk melakukan silang jalur. Namun, karena tidak kunjung tiba, KA 225 memutuskan untuk berjalan dari Sudimara menuju Tanah Abang.

Saat itu, Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Djamhari, menerima informasi bahwa KA 220 sudah berangkat menuju Sudimara. Alhasil, karena kesalahan komunikasi tersebut dirinya mengakali masalah dengan melangsir KA 225 dari jalur 3 ke jalur 1 Stasiun Sudimara.

Tujuh Gerbong

Djamhari memerintahkan seorang petugas stasiun untuk melangsir. Padahal, perihal langsiran tersebut harus ditulis oleh PPKA dalam laporan harian masinis serta menjelaskannya secara lisan.

Petugas yang disuruh Djamhari itu pun dengan tangkas mengambil bendera merah dan slompret. Namun, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena pandangan terhalang penumpang.

Alhasil, KA 225 yang membawa tujuh gerbong akhirnya saling bertubrukan dengan KA 220 di Desa Pondok Betung pada pukul 06.45 WIB, kedua kereta ini saling bertabrakan.

KA 220 dengan kecepatan 25 kilometer per jam, sedangkan KA 225 dengan kecepatan 30 kilometer per jam saling beradu. Soal kecepatan, kereta baru bisa berhenti total sekitar 200 meter setelah direm mendadak.

Selanjutnya, terdapat tujuh rumah sakit terdekat yang dijadikan tempat rujukan penampungan para korban Tragedi Bintaro.

Ketujuh rumah sakit itu, antara lain Rumah Sakit (RS) Fatmawati, RS Setia Mitra, RS TNI-AL Mintoharjo, RS Pertamina, RS Pondok Indah, RS Jakarta, dan RS Cipto Mangunkusumo. Saat itu, Presiden Soeharto mengunjungi para korban yang dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper