Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tujuh Tahun Pemerintahan Jokowi, SEEBI: Pekerjaan Rumah Masih Banyak

SEEBI menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam 7 tahun pemerintahan Jokowi.
Presiden Joko Widodo memimpin upacara Peringatan HUT ke-76 TNI di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/10/2021) - Youtube Setpres.
Presiden Joko Widodo memimpin upacara Peringatan HUT ke-76 TNI di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/10/2021) - Youtube Setpres.

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Socio-Economic Educational Business Institute (SEEBI) Dianta Sebayang memberi sejumlah catatan yang perlu disiapkan pemerintah dalam 7 tahun pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.

Menurutnya, ekonomi dan pendidikan merupakan sektor yang perlu diantisipasi pada tujuh tahun masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo yang jatuh pada 20 Oktober 2021 dan 2 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Ma’ruf Amin.

“Pemerintah harus memprioritaskan dan mempersiapkan perekonomian nasional agar bersiap menghadapi kondisi pasca pandemi. Mulai dari energi,” katanya, Selasa (19/10/2021).

Dianta menilai, ke depan tantangan yang akan dihadapi Indonesia adalah peningkatkan kebutuhan energi nasional. Bahkan, utang perusahaan yang telah meningkat tajam selama pandemi yang mengakibatkan akan kesulitan mendapatkan modal kerja baru.

“Terutama bagi pelaku UMKM masalah modal kerja dan kesediaan bahan baku kerja akan menjadi tantangan tersendiri, apalagi mayoritas tenaga kerja kita bekerja di sektor UMKM. Terjadi pergesaran antara pekerja formal menjadi informal, di mana sekarang lebih banyak pekerja informal,” katanya.

Selain itu, pemerintah tetap perlu mengatasi masalah learning loss. Penyebabnya, laporan dari UNICEF menyatakan, bahwa dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama 18 bulan terakhir, siswa mengalami ketinggalan materi sekitar 0,9 tahun dari pembelajaran mereka.

“Sekarang PTM dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk memperkecil dampak learning loss, tetapi ada sekolah-sekolah yang masih belum siap dan mungkin belum percaya diri  untuk menerima siswa karena kekurangan fasilitas dan tidak mampu,” ujarnya.

Dia melanjutkan, tantangan lainnya adalah orang tua mungkin belum mau membolehkan anak-anaknya untuk kembali ke sekolah. Kemudian, guru yang masih menjalani proses penyesuaian karena learning loss.

“Mereka [guru] harus menyesuaikan pelajaran berdasarkan kemampuan anak-anak. Ini akan makan banyak waktu karena mungkin mereka harus memetakan learning lossnya dulu untuk kemudian membuat materi-materi yang relevan,” katanya.

Terakhir, dia melanjutkan, hingga akhir 2021, yang menghantui Indonesia semua adalah potensi terjadinya gelombang Covid-19 ketiga pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang pasti akan menyulitkan, jika tidak diantisipasi dan dimitigasi dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper