Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjara Bobol, Israel Tangkap Ratusan Warga Palestina

Lebih dari 100 warga Palestina telah ditangkap sejak enam tahanan Palestina yang terkenal melarikan diri dari penjara Gilboa di Israel utara
Kerabat warga Palestina, Mohammed Al-Tamimi, yang tewas oleh pasukan Israel dalam bentrokan, menangis saat pemakamannya di Deir Nidham, wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat (24/7/2021)./Antara-Reuters
Kerabat warga Palestina, Mohammed Al-Tamimi, yang tewas oleh pasukan Israel dalam bentrokan, menangis saat pemakamannya di Deir Nidham, wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat (24/7/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Pasukan Israel menahan puluhan warga Palestina dalam beberapa hari terakhir. Upaya penangkapan massal ini sebagai tanggapan atas pelarian tahanan dari penjara dengan keamanan tinggi yang memalukan awal bulan ini.

Menurut angka dari Departemen Urusan Negosiasi PLO dan organisasi tahanan Palestina Addameer, lebih dari 100 warga Palestina telah ditangkap sejak enam tahanan Palestina yang terkenal melarikan diri dari penjara Gilboa di Israel utara pada 6 September lalu.

“Kami telah mendokumentasikan rata-rata 14 penangkapan per hari di Tepi Barat yang diduduki sejak orang-orang itu melarikan diri,” kata Milena Ansari dari Addameer sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (20/9/2021). Ini tidak termasuk orang-orang Palestina yang ditangkap di Israel, katanya menambahkan.

Keenam pria yang lari dari penjara sekarang kembali ke tahanan Israel setelah dua orang Palestina terakhir menyerah kepada pasukan di kota Jenin kemarin pagi.

Di tengah perburuan orang hilang, pasukan Israel melakukan serangan balasan terhadap anggota keluarga pelarian di daerah Jenin, yang sudah bergolak. Mereka menangkap dan menginterogasi anggota keluarga pelarian sebelum melepaskan beberapa di antaranya.

Penangkapan dan penggerebekan juga difokuskan di Ramallah, Hebron, Nablus dan desa-desa sekitarnya.

Sejumlah anak Palestina juga ikut dalam gelombang penangkapan terbaru. Mustafa Amira yang berusia tiga belas tahun, dari kota Nilin dekat Ramallah, ditangkap oleh tentara Israel minggu lalu ketika dia berada di desa dekat tembok pemisah yang dibangun oleh Israel untuk memisahkan daerah itu dari pemukiman.

Ayahnya  Khalil Amira mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Mustafa dan sepupunya Muhammad, 15, ditangkap dan dipukuli oleh sekitar 10 tentara Israel dan ditahan semalam oleh polisi Israel tanpa diberi makanan atau air.

Foto Mustafa menunjukkan dia dengan mata bengkak dan memar dan luka di wajahnya.

“Dia diseret ke tanah oleh tentara sebelum diserahkan ke polisi yang menginterogasinya selama berjam-jam,” kata Amira.

“Mengapa begitu banyak pria bersenjata harus memukuli seorang anak laki-laki? Jika mereka memiliki kasus terhadapnya mengapa mereka tidak menanganinya secara hukum dan mengajukan tuntutan,?” katanya.

Amira mengatakan dia menahan putranya di rumah dan tidak pergi ke sekolah karena bocah itu masih trauma dengan pengalamannya.

Menurut Ziad Abu Latifa, seorang paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina di el-Bireh, yang secara teratur mengirimkan ambulans ke Nilin, pemukulan dan pelecehan anak di bawah umur oleh pasukan keamanan Israel adalah masalah yang sedang berlangsung.

“Saya menangani banyak kasus anak di bawah umur yang dipukuli, termasuk dengan popor senapan yang menyebabkan patah tulang, pendarahan dan luka wajah yang dalam,” kata Abu Latifa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper