Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris dan Australia akan Provokasi Perang dengan China?

Perjanjian pertahanan bernama Aukus itu tidak dimaksudkan untuk bermusuhan dengan China.
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Inggris dan Amerika Serikat (AS) menghadapi kritikan internasional atas kesepakatan kapal selam nuklir dengan Australia di tengah kekhawatiran bahwa aliansi tersebut dapat memprovokasi China dan memicu konflik di kawasan Pasifik.

PM Inggris Boris Johnson mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa perjanjian pertahanan bernama Aukus itu “tidak dimaksudkan untuk bermusuhan” dengan China.

Tetapi, Beijing menuduh ketiga negara mengadopsi "mentalitas perang dingin" dan memperingatkan bahwa kesepakatan itu akan merugikan kepentingan mereka sendiri kecuali jika dibatalkan.

Pendahulu Johnson sebagai perdana menteri, Theresa May, mempertanyakan apakah pakta itu berarti Inggris dapat terseret ke dalam perang dengan China yang semakin tegas terkait Taiwan. Pasalnya, AS menuntut kehadiran Inggris yang lebih besar di Pasifik.

Di Washington, Menteri pertahanan AS Lloyd Austin menjelaskan, bahwa pemerintah telah memilih untuk merapatkan barisan dengan Australia dalam menghadapi perilaku China yang agresif.

Austin mengatakan, dia telah berdiskusi dengan para menteri Australia terkait “kegiatan destabilisasi yang dilakukkan China dan upaya Beijing untuk memaksa dan mengintimidasi negara lain yang bertentangan dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan” sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Jumat (17/9/2021).

Dia menambahkan: “Sementara kami mencari hubungan yang konstruktif dengan [China], kami akan tetap melihat secara tegas menghadapi upaya Beijing untuk merusak tatanan internasional yang mapan.

Perjanjian Aukus yang menyebut AS dan Inggris akan berbagi teknologi sensitif dengan Australia untuk memungkinkannya mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir pertamanya.

Pakta itu digambarkan oleh penasihat keamanan nasional Inggris, Stephen Lovegrove sebagai "kolaborasi kemampuan paling signifikan di dunia di mana pun dalam enam dekade terakhir".

Dia bertanya kepada Johnson di Majelis Rendah: “Apa implikasi dari pakta ini terhadap sikap yang akan diambil oleh Inggris jika China berusaha menyerang Taiwan?”

Sebagai jawaban, perdana menteri itu menjawab "Inggris tetap bertekad untuk membela hukum internasional dan itu adalah pesan kuat yang akan dikirim kepada mitra di seluruh dunia. Pesan kuat itu akan dikirim kepada pemerintah di Beijing," katanya.

Beijing telah mengambil sikap yang semakin agresif terhadap Taipei, yang telah lama menerima dukungan militer dari AS.

Unjuk kekuatan militer sering terjadi dan bulan ini China mengirim 19 pesawat. Di antara pesawat itu termasuk pengebom berkemampuan nuklir ke “zona identifikasi pertahanan udara” Taiwan pada malam latihan perang tahunan Taipei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper