Bisnis.com, JAKARTA – Anggaran bujet China diperkirakan mendekati posisi seimbang untuk pertama kalinya sejak empat dekade, sebuah hasil dari pengetatan kebijakan fiskal di tengah perlambatan ekonomi.
Proyeksi tersebut dikemukakan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh East Asian Institute.
Profesor tamu EAI di National University of Singapore Christine Wong mengatakan pendapatan dan belanja pemerintah selama 7 bulan pertama tahun ini hampir seimbang. Kinerja ini merupakan pertama kalinya sejak 1985.
Dilansir Bloomberg, Kamis (9/9/2021), dia menambahkan performa ini akan menjadikan China sebagai negara pertama di jajaran negara yang berhasil memitigasi kerusakaan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Wong mengemukakan pendapatan pemerintah bahkan melesat hingga 20 persen jauh melebihi anggaran belanja selama 7 bulan pertama tahun ini.
Kendati demikian, data pemerintah menunjukkan belanja pemerintah tercatat dipangkas habis-habisan dibandingkan posisi 2019, termasuk 36 persen penurunan alokasi anggaran untuk perlindungan lingkungan.
Berdasarkan riset tersebut, hanya ada 3 belanja yang mencatatkan kenaikan yakni kesehatan, perlindungan sosial dan ketenagakerjaan, dan jasa utang.
Menurut Wong, meski belum jelas pengetatan kebijakan fiskal ini dilakukan secara sengaja, kebijakan ini berisiko memperburuk situasi fiskal pemerintah daerah. Ada banyak laporan yang menyebutkan pemerintah daerah mengalami tekanan untuk menekan belanja, misalnya kesulitan membayar gaji pegawai pemerintah dan guru.
(Unit: Billion Yuan) | Jan.-July | Projections for 2021 | Compared to Approved Budget |
Revenue | 13,771.6 | 23,608.5 | 19.4% |
Expenditure | 13,792.8 | 23,644.8 | -5.3% |
General Budget Balance |
| -36.3 | -5,197.0 |
% of GDP |
| 0.0 | -4.8 |
Sumber: East Asian Institute |
|
|