Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebagai Bentuk Kritik dan Karya Seni, Pemerintah Tak Perlu Sensitif dengan Mural

Selain merupakan karya seni yang bersentuhan dengan realitas kehidupan, mural juga bisa menyampaikan pesan-pesan positif.
Kondisi terkini mural yang diduga mirip sosok Jokowi setelah dihapus oleh orang yang tak dikenal di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (1/9/2021)./Antara
Kondisi terkini mural yang diduga mirip sosok Jokowi setelah dihapus oleh orang yang tak dikenal di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (1/9/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah diminta tidak terlalu sensitif dengan fenomena maraknya mural yang bermunculan akhir-akhir ini karena karya seni tersebut merupakan bentuk ekspresi yang bisa saja berbentuk kritik sosial.

Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk “Mural yang Viral, Dihapus di Dinding Menjalar ke Medsos” yang dilaksanakan Gelora TV, Rabu (8/9). Turut menjadi nara sumber pada acara diskusi yang dibuka Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anies Matta itu Budayawan Ridwan Saidi, Seniman Lukis Iwan Aswan, dan Founder Drone Emprit Ismail Fahmi.

Menurut Anies Matta, selain merupakan karya seni yang bersentuhan dengan realitas kehidupan, mural juga bisa menyampaikan pesan-pesan positif. Karena itu, dia berpendapat pemerintah tidak perlu terlalu sensitif dengan menghapus karya seni tersebut karena semakin dihapus, malah mural-mural baru bertambah banyak.

Hanya saja memang harus ada etika kesopanan dalam ekspresi mural meski kebanyakan mural memang terkesan kritik, terutama pada pemerintah atau penguasa. Karena itu, dia meminta agar pemerintah tidak perlu sensitif dengan mural yang sudah berkembang sampai ke media sosial seperti saat ini.
“Jadi mural harusnya dikembalikan ke karya seni yang seharusnya diapresiasi,” katanya.

Bahkan Anies Matta berharap mural bisa dikembangkan menjadi produk seni dan masuk dalam program pengembangan ekonomi kratif.

Sementara itu, Ridwan Saidi mengatakan mural merupakan salah satu karya seni tertua yang sudah ada sejak ribuan tahun. Dia mencontohkan di sejumlah goa di Pulau Sumatera dan Sulawesi ditemukan mural dalam bentuk tulisan dan gambar maupun grafis yang memberikan pesan di masa itu.

Bahkan mural-mural itu juga telah menggambarkan sistem kekuasaan atau pemerintahan di masanya. Dengan mural-mural itu para sejarawan bisa mendapatkan gambaran peradaban masa lalu.

Sedangkan Iwan Aswan mengatakan semakin pemerintah menangkap pelaku mural maka justru pelakunya akan melawan karena ada idealisme dari para seniman itu. Bisa jadi mereka malah bangga kalau ditangkap karena merasa tujuannya berhasil dalam menyampaikan pesan lewat mural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper