Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Ketum PAN Zulkifli Hasan Diundang ke Pertemuan Koalisi Jokowi

Setelah pertemuan dengan parpol koalisi, PAN terang-terangan menyatakan bergabung ke koalisi Jokowi.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan tiba di kediaman Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019)./ANTARA-Galih Pradipta
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan tiba di kediaman Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019)./ANTARA-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menceritakan saat partainya diajak mengikuti rapat koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Rabu (25/8/2021).

Zulkifli mengatakan ajakan untuk mengikuti rapat koalisi itu merupakan suatu kehormatan bagi PAN.

"PAN diajak rapat partai koalisi pemerintah, tentu itu suatu kehormatan," kata Zulkifli Hasan dalam Rakernas PAN di bilangan Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2021).

Zulkifli bercerita, dia menerima telepon dari Sekretaris Kabinet Pramono Anung enam hari sebelum pertemuan itu digelar. Namun, dia mengaku tak mengetahui bakal ada pertemuan besar koalisi.

Selasa malam atau sehari sebelum pertemuan, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menghubungi Zulkifli dan mengatakan bahwa pertemuan itu bersama partai-partai lain anggota koalisi pemerintah.

"Saya sudah mau tidur, Eddy Soeparno Sekjen PAN telepon, "Tum (Ketum), kita diundang ini ketua-ketua partai koalisi dan sekum hadir," kata Zulkifli menceritakan ucapan Eddy.

Dalam pertemuan itu, Zulkifli melanjutkan, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa permasalahan bangsa. Di antaranya mengenai pandemi Covid-19, perekonomian, serta hubungan pusat dan daerah.

"Ada beberapa bicara "wah kita kalau gini terus, ribut, susah, lamban, bupati enggak ikut gubernur, gubernur enggak ikut (presiden), macem-macemah ya"," kata Zulkifli.

Hubungan antarlembaga tinggi pun turut menjadi perbincangan. Menurut Zulkifli, ada yang menyinggung ihwal bagaimana lembaga-lembaga tinggi merasa lebih punya kekuasaan dibanding yang lainnya.

"KY merasa lembaga paling tinggi paling kuat, MA enggak. MA merasa paling kuasa, MK enggak. MK katanya yang paling kuasa. DPR paling kuasa. Semua merasa paling kuasa," kata Zulkifli.

Dia melanjutkan, ada pula yang menyebut bahwa Indonesia cocok menggunakan demokrasi terpimpin. Zulkifli mengaku dia sendiri menyitir bunyi sila keempat Pancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Menurut Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini, jika hendak memakai istilah, Indonesia semestinya menganut demokrasi yang dimusyawarahkan, bukan demokrasi terpimpin.

"Kalau mau kita ini memang demokrasi yang musyawarah, demokrasi dimusyawarahkan, dipimpin oleh orang yang punya hikmah. Nah hikmah itu ilmunya cukup, imannya kuat. Sehingga punya wisdom, punya kebijaksanaan," ucapnya.

Zulkifli mengatakan PAN merasa terhormat diminta menyampaikan pikiran-pikiran dalam pertemuan itu. Dia mengaku ingin menyampaikan banyak hal, tetapi menahan diri karena masih baru di dalam koalisi.

"Karena baru pertama kali kemarin diundang, ya saya bicaranya enggak banyak, walaupun di kepala saya banyak sekali yang ingin saya sampaikan," kata dia.

Menurut Zulkifli, para tetamu menyampaikan pandangan mereka kepada Presiden Jokowi. Pertemuan kemudian ditutup dengan menyantap bakso yang disajikan Istana.

"Makan bakso, udah selesai, udah pulang. Tapi apa pun itu saya diundang, tentu kehormatan bagi PAN," kata Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Setelah pertemuan itu, PAN terang-terangan menyatakan bergabung ke koalisi Jokowi. Sejumlah sumber menyebutkan partai berlambang matahari terbit ini akan mendapat jatah menteri di kabinet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper