Bisnis.com, JAKARTA - Jelang Hari Kemerdekaan Indonesia ke-60, kabar menggembirakan sampai ke Tanah Air. Permusuhan di Tanah Aceh yang penuh darah dalam 30 tahun terakhir resmi diakhiri yang ditandai dengan Hamid Awaluddin, ketua tim perunding RI, dan Malik Mahmud, Perdana Menteri GAM, saling bertukar naskah perjanjian.
Peristiwa pengakhiran konflik berdarah itu disaksikan langsung oleh staf redaksi Bisnis Indonesia, Inria Zulfikar dari Helsinki, Finlandia. Tulisannya kemudian menjadi laporan utama Bisnis Indonesia edisi 16 Agustus 2005 dengan tajuk 'Aceh berhak jadi free trade zone' dan 'Tepuk tangan bagi sebuah pakta historis'.
Dalam edisi 16 tahun lalu itu disebutkan tepuk tangan seketika menggema di Government Banquet Hall, Helsinki, Finlandia, ketika Hamid Awaluddin, ketua tim perunding RI, dan Malik Mahmud, Perdana Menteri GAM, saling bertukar naskah perjanjian damai.
Kilatan kamera menyambar momen penting itu dari jarak hanya sekitar satu meter. Tak beberapa lama kemudian, Martti Ahtisaari, ketua Crisis Management Initiatives, meraih tangan Hamid dan Malik dalam genggamannya sebagai perlambang berakhirnya permusuhan RI-GAM.
Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka akhirnya menandatangani perjanjian damai untuk akhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun. Acara itu juga diliput secara luas oleh media internasional.