Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Wamenlu AS, China Sebut Hubungan Dua Negara Buntu

Wamenlu China mengatakan Beijing bersedia mencari kesamaan dan berurusan dengan AS dengan pijakan yang sama.
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada tahun 2011./Antararnrn
Joe Biden (kiri) saat masih menjabat Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping dalam satu kesempatan di Balai Agung Rakyat China di Beijing pada tahun 2011./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Usai pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman di Tianjin, Wamenlu China Cie Feng menyatakan hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia dalam jalan buntu.

Menurut laporan Kementerian Luar Negeri, Xie Feng mengungkapkan kepada Sherman bahwa beberapa orang Amerika berusaha menggambarkan China sebagai 'musuh yang dibayangkan'. Namun, Xie mengatakan Beijing bersedia mencari kesamaan dan berurusan dengan AS dengan pijakan yang sama.

“Hubungan China-AS sekarang menemui jalan buntu dan menghadapi kesulitan serius,” kata Xie, dilansir Bloomberg, Senin (26/7/2021).

Dia melihat ada retorika kompetitif, kolaboratif, dan permusuhan sebagai upaya terselubung untuk menahan dan menekan China.

Komentar tersebut merupakan teguran dari ungkapan yang digunakan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang mengatakan pada Maret bahwa hubungan Washington dengan Beijing adalah ujian yang menentukan abad ini.

Tantangan yang dihadapi Washington dan Beijing dengan pertemuan ini adalah menunjukkan bahwa mereka dapat mengatasi ketidaksepakatan tanpa menunjukkan kepada audiens domestik bahwa mereka memberi landasan.

Sherman dijadwalkan bertemu Senin malam dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Pembicaraan di Tianjin, sekitar 60 mil sebelah timur ibukota Beijing, merupakan pertemuan tatap muka tingkat tertinggi antara kedua belah pihak sejak pertukaran sengit pada bulan Maret di Alaska.

Jika berhasil, mereka dapat mengatur pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Xi Jinping, kemungkinan pada KTT Kelompok 20 pada Oktober.

Sementara itu, AS belum merilis laporannya tentang pertemuan Xie dan Sherman.

Kunjungan tersebut mengikuti serangkaian tindakan pemerintahan Biden yang menantang China tentang apa yang dianggapnya sebagai urusan internal, mendorong Beijing untuk memprotes dan mengumumkan sanksi baru terhadap warga AS termasuk mantan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.

Sherman bermaksud untuk menyoroti kekhawatiran tentang hak asasi manusia di tempat-tempat seperti Hong Kong dan Xinjiang sambil berusaha meyakinkan Beijing bahwa AS tidak membangun koalisi anti-China, kata pejabat senior pemerintah kepada wartawan.

Keterlibatan tingkat tinggi diperlukan untuk memastikan manajemen yang bertanggung jawab atas hubungan dan kerja sama AS-China dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, seperti perubahan iklim, kata para pejabat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Perjalanan Sherman adalah bagian dari dorongan diplomatik AS yang luas di kawasan itu, ketika Biden berupaya menarik pasukan AS dari Afghanistan dan meningkatkan hubungan luar negeri Washington yang tegang untuk menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh kebangkitan China dengan lebih baik.

Blinken dijadwalkan mengunjungi India minggu ini sementara Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan perjalanan ke Singapura, Vietnam dan Filipina.

Di Tokyo pekan lalu, Sherman bersama rekan-rekan Jepang dan Korea Selatan membahas menjaga perdamaian di Selat Taiwan, merujuk tekanan militer China terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Pernyataan itu memicu protes dari China, dengan Zhao mengatakan AS dan Jepang terjebak dalam mentalitas Perang Dingin dan dengan sengaja mencari konfrontasi blok dan berusaha membentuk pengepungan anti-China.

Secara terpisah, AS dan banyak sekutunya menyalahkan peretasan Microsoft Exchange kepada aktor yang berafiliasi dengan pemerintah China dan mengatakan kepemimpinan Beijing bertanggung jawab atas serangkaian aktivitas dunia maya yang berbahaya.

AS juga mendakwa empat warga negara China yang terkait dengan Kementerian Keamanan Negara dengan kampanye untuk meretas sistem komputer perusahaan, universitas, dan entitas pemerintah.

China dan AS juga berselisih soal virus Corona. Gedung Putih mengatakan bahwa China menghalangi penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia tentang asal-usul SARS-CoV-2, termasuk kemungkinan ia virus itu bocor dari laboratorium.

Pejabat China sebelumnya mengatakan tidak ada bukti untuk teori bahwa virus itu bocor dari sebuah fasilitas di Wuhan, kota tempat pertama kali diamati pada manusia, dan bahwa tidak ada sumber daya lebih lanjut yang harus dimasukkan ke dalam penyelidikan semacam itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper