Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Ingin Akhiri Lockdown dengan Target Vaksinasi

Jutaan penduduk Australia termasuk yang berada di kota-kota terbesar seperti Sydney dan Melbourne, sedang menjalani lockdown akibat penyebaran varian Delta dan program vaksinasi yang bergulir dengan lambat.
Hanya sekitar 4 persen dari populasi dewasa Australia yang berjumlah 20 juta telah divaksinasi lengkap. /Antara
Hanya sekitar 4 persen dari populasi dewasa Australia yang berjumlah 20 juta telah divaksinasi lengkap. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia berencana untuk menetapkan target vaksinasi baru yang dapat membuat negara tersebut mengatasi penyebaran virus tanpa melakukan karantina wilayah yang ketat (lockdown).

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan rencana yang sedang dibahas tersebut berisikan aturan ketat untuk tidak keluar rumah yang hanya diterapkan saat terjadi eskalasi Covid-19 secara ekstrem, ketika negara tersebut mulai menjalani vaksinasi tahap kedua.

Sementara, langkah tersebut nantinya tidak akan dimplementasikan sama sekali ketika Australia memasuki vaksinasi tahap ketiga.

“Kami akan menetapkan target tersebut dalam beberapa minggu ke depan berdasarkan bukti medis, ilmiah, dan ekonomi terbaik,” jelas Scott seperti yang dilansir dari Bloomberg, Sabtu (24/7/2021).

Scott lalu menjelaskan data terkait dengan penyakit berat, rawat inap, dan tingkat kematian akan menjadi pedoman dalam proses pengambilan keputusan, ketimbang jumlah kasus. Langkah-langkah yang diambil nantinya juga akan diterapkan secara berbeda untuk penduduk yang belum divaksinasi, dan yang sudah divaksinasi.

Kini, jutaan penduduk Australia termasuk yang berada di kota-kota terbesar seperti Sydney dan Melbourne, sedang menjalani lockdown akibat penyebaran varian Delta dan program vaksinasi yang bergulir dengan lambat.

Adapun, berdasarkan Bloomberg Vaccine Tracker, Australia sudah menyuntikkan vaksin terhadap 21 persen dari populasinya. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah mencapai 53 persen, dan Inggris sebesar 62 persen, dari total populasi mereka.

New South Wales mencatat 163 kasus di daerah mereka pada Sabtu (24/7/2021), dan telah mengonfirmasi kematian seorang pria berumur 80-an di daerah Barat Daya pada hari sebelumnya. Total infeksi telah mencapai 1.940 kasus sejak eskalasi terjadi di pertengahan Juni.

Lalu, negara bagian tetangga, Victoria, mencatat 12 kasus baru pada Jumat tengah malah, sementara Australia Selatan melaporkan satu kasus baru.

PM Scott menyampaikan proses vaksinasi di Australia, yang telah dipengaruhi oleh penangguhan rantai pasokan dari produsen yang dikontrak, kini sedang dipercepat dan menyuntikkan setidaknya 1 juta dosis per minggu. Hal tersebut disampaikannya dalam video untuk Partai Pemerintah Liberal Party di Tasmania.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper