Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Bansos Covid-19, Bappenas: Butuh Satu Data Indonesia

Bappenas menilai penerapan Satu Data Indonesia bisa membantu penyaluran bansos lebih tepat sasaran.
Warga terdampak pandemi COVID-19 antre untuk mencairkan bantuan sosial Sahabat (Santunan Hadapi Bencana Tunai) di kantor Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/7/2020). Pemerintah daerah setempat membagikan bantuan sosial Sahabat berupa uang tunai Rp200 ribu per bulan bertempat di seluruh kantor kelurahan guna menghindari kerumunan pemicu penyebaran COVID-19./ANTARA FOTO-Prasetia Fauzani
Warga terdampak pandemi COVID-19 antre untuk mencairkan bantuan sosial Sahabat (Santunan Hadapi Bencana Tunai) di kantor Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/7/2020). Pemerintah daerah setempat membagikan bantuan sosial Sahabat berupa uang tunai Rp200 ribu per bulan bertempat di seluruh kantor kelurahan guna menghindari kerumunan pemicu penyebaran COVID-19./ANTARA FOTO-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa penerapan implementasi Satu Data Indonesia dapat membantu penyaluran bantuan sosial (bansos) lebih tepat sasaran.

Suharso menjelaskan, penyaluran bansos selama ini terkendala pada masalah data, sehingga seringkali tidak menjangkau masyarakat yang seharusnya mendapatkan.

“Seperti kejadian bansos, bagaimana kita bisa meminimalisir eror-eror itu, yang tidak patut memperoleh bantuan, sementara semestinya yang mendapatkan justru tidak mendapatkan bantuan,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/7/2021).

Suharso mengatakan Satu Data Indonesia menjadi sangat penting untuk diimplementasikan, terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Pandemi Covid-19 memaksa implementasi layanan digital pemerintah ke level yang belum pernah kita alami sebelumnya, sehingga data menjadi komponen wajib,” jelasnya.

Suharso mengatakan, implementasi Satu Data Indonesia pun akan sangat membantu proses pemulihan ekonomi nasional.

Pasalnya, penggunaan data yang tidak reliabel dalam agenda massif seperti pemulihan nasional berisiko menimbulkan inefisiensi atau pemborosan sumber daya dan program yang tidak tepat guna atau tepat sasaran.

Oleh karena itu, kunci kesuksesan pemulihan nasional menurutnya terletak pada responsivitas, akurasi, adaptabilitas, dan kolaborasi, melalui Satu Data Indonesia.

“Hal-hal tersebut sangat bergantung pada kualitas data yang dijadikan dasar pengambilan kebijakan dan pelaksanaan program,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper