Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

#BangkokLockdown Trending, Thailand Batasi Aktivitas di Bangkok dan 5 Provinsi

Mal perbelanjaan di Bangkok dan lima provinsi sekitar harus tutup pukul 21.00 waktu setempat. Pesta dan perayaan atau kegiatan yang melibatkan kerumunan lebih dari 20 orang akan dilarang.
Tamu terakhir meninggalkan Chu Chocolate Bar & Cafe sebelum tutup permanen akibat pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand, 30 Mei 2021./Antara/Reuters-Athit Perawongmetha
Tamu terakhir meninggalkan Chu Chocolate Bar & Cafe sebelum tutup permanen akibat pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand, 30 Mei 2021./Antara/Reuters-Athit Perawongmetha

Bisnis.com, BANGKOK - Thailand melakukan langkah drastis untuk menyelamatkan ibu kota negara itu dari sergapan wabah Covid-19.

Hari ini, Minggu (27/6/2021) Thailand mengumumkan pembatasan baru yang berpusat di sekitar ibu kota dalam upaya mengatasi wabah Covid-19 terparah di negara tersebut.

Langkah baru, yang akan diterapkan selama 30 hari mulai Senin (28/6), itu mencakup larangan makan di restoran di Bangkok dan lima provinsi sekitar. Hal itu terungkap dalam sebuah dokumen yang dirilis di lembaran resmi Kerajaan Thailand.

Mal perbelanjaan di Bangkok dan lima provinsi sekitar harus tutup pukul 21.00 waktu setempat. Pesta dan perayaan atau kegiatan yang melibatkan kerumunan lebih dari 20 orang akan dilarang, demikian tertulis dalam dokumen tersebut.

Disebutkan pula bahwa lokasi konstruksi di enam wilayah itu beserta kamp pekerja akan ditutup guna mencegah kemunculan klaster Covid-19. Perintah dikeluarkan menyusul adanya klaster yang lebih banyak di kamp konstruksi di Bangkok, yang memiliki 575 lokasi seperti itu yang menampung sekitar 81.000 pekerja.

Sejak Mei, 37 klaster Covid-19 ditemukan di kamp-kamp yang berada di Bangkok.

Otoritas akan mendirikan pos pemeriksaan di Bangkok dan di kelima provinsi guna membatasi perjalanan dan melakukan relokasi pekerja bangunan. Pos pemeriksaan juga akan didirikan di empat provinsi selatan dekat Malaysia.

#BangkokLockdown menjadi trending di Twitter pada Minggu dini hari, sementara warganet mengkritik waktu pengumuman. Mereka mengaku syok dengan langkah baru tersebut.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pada Jumat (25/6) mengatakan ingin menghindari istilah penguncian dan bahwa tempat usaha dan kegiatan ekonomi tertentu akan ditargetkan untuk mencegah Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper