Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan berencana mengumumkan rencana vaksinasi Covid-19 untuk kuartal ketiga 2021 pada pekan ini.
Melansir KBS World, seorang pejabat Pemerintah Korea Selatan pada Rabu (16/6/2021), satuan tugas vaksinasi akan mengumumkan dalam sebuah pengarahan media rutin pada Kamis (17/6/2021) mengenai siapa saja yang memenuhi syarat untuk menerima vaksinasi di periode bulan Juli hingga September, serta berapa banyak orang yang akan divaksinasi dan jenis vaksin yang akan digunakan.
Sebelumnya, pemerintah mengatakan pihaknya menargetkan penyelesaian putaran pertama vaksinasi bagi 36 juta orang, atau 70 persen dari populasi, hingga bulan September untuk mencapai kekebalan massal di bulan November. Pada hari Selasa (15/06), Korea Selatan mencapai targetnya untuk melakukan vaksinasi vaksin dosis pertama bagi 13 juta orang, atau 25 persen dari populasi, pada semester pertama tahun ini, dua minggu lebih awal dari yang ditargetkan.
Mereka yang berusia 18-59 tahun di dalam kelompok prioritas yang tersisih di dua kuartal pertama akan menjadi penerima vaksin di kuartal ketiga, bersama dengan mereka yang berusia 50-an tahun dan guru akan didahulukan untuk menerima vaksinasi.
Namun demikian, mereka yang berusia 60-74 tahun yang belum mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama diperkirakan akan didahulukan pada vaksinasi bulan Juli.
Sementara itu, Korea Selatan pada Rabu (16/6/2021) dikabarkan telah menerima pengiriman 650.000 dosis vaksin Covid-19 Pfizer untuk 325.000 orang.
Menurut satuan tugas vaksinasi Korea Selatan, kloter vaksin, yang merupakan sebagian dari 66 juta dosis vaksin yang telah dibeli Korea Selatan secara langsung dari perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) tersebut, tiba di Bandara Internasional Incheon pada pukul 03.38 waktu setempat.
Termasuk kloter vaksin yang baru tiba tersebut, total vaksin Pfizer yang telah dikirimkan mencapai 5,7 juta dosis. Korea Selatan dijadwalkan menerima 7 juta dosis pada semester pertama tahun ini.
Vaksin Pfizer digunakan untuk masyarakat umum berusia 75 tahun ke atas serta warga berusia 30 tahun ke bawah yang dikecualikan dari penggunaan vaksin AstraZeneca akibat keterkaitannya dengan pembekuan darah, termasuk para tentara dan pekerja esensial.
Negara berpopulasi 52 juta jiwa itu sejauh ini telah mengamankan pembelian vaksin untuk hampir 100 juta orang.