Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkes: Tanpa PPKM Mikro Lonjakan Kasus Covid-19 Lebih Parah

Kemarin, Rabu, 9 Juni 2021, angka tambahan kasus Covid-19 sudah menembus 7.000 kasus dalam sehari, atau tepatnya bertambah 7.725 kasus.
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono./Kemkes.go.id
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono./Kemkes.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini masih cukup terkendali. Salah satunya lantaran adanya peran dari Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

“Kalau tidak ada PPKM mungkin lonjakan bisa makin tinggi,” kata Dante pada Dialog Produktif KPC PEN, Kamis (10/6/2021).

Dante menjelaskan, pengendalian kasus di daerah didasarkan dari berbagai sumber data, misalnya hasil pemeriksaan positif yang dilaporkan, positivity rate, dan data BOR dari rumah sakit yang ada.

Belum lagi, secara teori, orang yang mengalami keparahan dengan gejala sedang sampai berat hanya sekitar 20 persen dari keseluruhan kasus. Artinya ada 80 persen yang tidak dirawat di rumah sakit dan masih ada di masyarakat.

“80 persen kasus itu menjadi tanggung jawab kita bersama, untuk menerapkan PPKM mikro. Ini yang harus kita evaluasi adalah seberapa jauh tiap daerah teritorial tersebut punya pasien Covid-19,” jelas Dante.

Terkait pelaksanaanya, jelas dia, juga sudah dibagi per RT dan RW. Menurutnya, jika berdasarkan uraian PPKM Mikro, ketika suatu daerah punya kasus lebih dari patokan tertentu, harus dilakukan semi lockdown.

“Upaya ini terus dilakukan dengan memperhatikan data positivity rate, dan melihat data objektif di RS, untuk memberikan gambaran potensi di daerah tersebut yang perlu kita bagikan bantuan dari pusat,” imbuhnya.

Sampai dengan Rabu, 9 Juni 2021, angka tambahan kasus Covid-19 sudah menembus 7.000 kasus dalam sehari, atau tepatnya bertambah 7.725 kasus. Jumlah ini meningkat setelah kasus harian nasional sempat berada pada rata-rata 3.000-4.000 kasus per hari.

Lonjakan kasus disebabkan oleh banyaknya klaster keluarga usai melakukan mudik pada masa lebaran Idulfitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper