Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Vaksinasi Covid-19, Malaysia Terima AstraZeneca Produksi Thailand

Otoritas kesehatan Malaysia mengambil kebijakan itu di tengah meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19, terutama dari segmen usia anak-anak.
Suasana sepi di Sungai Besi Expressway di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said
Suasana sepi di Sungai Besi Expressway di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas kesehatan Malaysia akhirnya memberikan persetujuan bersyarat untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diproduksi oleh Siam Bioscience di Thailand di tengah meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19, terutama dari segmen usia anak-anak.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasokan vaksin yang diterima dari Thailand diharapkan dapat mempercepat implementasi program vaksinasi nasional Malaysia.

Pemerintah sebelumnya telah menempatkan vaksin AstraZeneca dalam program opsional paralel setelah laporan kemungkinan kaitan dengan pembekuan darah yang sangat langka.

Namun vaksin tersebut dimasukkan kembali ke dalam program imunisasi nasional pekan lalu setelah ratusan ribu orang berebut mendapatkan suntikan.

Malaysia telah membeli 12,8 juta dosis vaksin AstraZeneca, setengah melalui fasilitas COVAX dan sisanya langsung dari produsen obat.

Pengiriman pertama 610.000 dosis dari Thailand dijadwalkan pada bulan ini, diikuti oleh 410.000 dosis pada Juli dan 1,2 juta dosis antara Agustus dan September, kata pemerintah sebelumnya.

Adapun, otoritas kesehatan Malaysia telah menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah kematian akibat virus Corona dan kasus serius yang melibatkan anak-anak. Seperti diketahui, lonjakan infeksi Covid-19 secara keseluruhan memaksa negeri jiran ini melakukan penguncian ketat atau lockdown.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mendeklarasikan penguncian total selama dua minggu mulai 1-14 Juni, karena kasus dan kematian Covid-19 harian mencapai angka rekor. Pemerintah Malaysia pun memperingatkan wabah itu mungkin terkait dengan varian yang lebih menular.

Malaysia mencatat kematian tiga anak berusia di bawah lima tahun akibat virus Corona dalam lima bulan pertama tahun ini, jumlah yang sama yang tercatat sepanjang 2020, menurut direktur jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah.

Sebanyak 27 anak, termasuk 19 di bawah usia lima tahun, juga harus dirawat di ruang perawatan intensif antara Januari dan Mei setelah tertular virus, naik dari delapan kasus tahun lalu.

“Kementerian Kesehatan berharap semua pihak, terutama orang tua dan wali, berperan penting dalam melindungi mereka yang memiliki kekebalan rendah, seperti bayi dan anak-anak, dari Covid-19,” kata Noor Hisham dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (4/6/2021).

Noor Hisham tidak mengatakan berapa banyak anak yang telah dites untuk Covid-19 atau apakah pihak berwenang Malaysia berencana untuk meningkatkan pengujian di antara anak di bawah umur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Channel News Asia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper