Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Malaysia Melonjak 2 Hari Terakhir

Malaysia pada Kamis (3/6/2021) melaporkan penambahan 8.209 kasus baru, termasuk 65 infeksi impor. Total kasus Covid-19 di Malaysia menjadi 595.374.
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia kembali melaporkan lebih dari 100 kasus kematian akibat Covid-19 dalam sehari pada Kamis (3/6/2021). Ini merupakan hari kedua berturut-turut negeri jiran itu mencatatkan kasus kematian lebih dari 100 orang.

Dengan penambahan kasus kematian itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Malaysia menjadi 3.096. Malaysia mencatat rekor 126 kematian pada hari Rabu (2/6/2021).

Negara ini memang tengah bergulat dengan lonjakan infeksi Covid-19 dan memasuki masa penguncian total pada minggu ini dalam upaya untuk menekan penyebaran wabah.

Sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah universitas Amerika telah memproyeksikan bahwa angka kematian Covid-19 Malaysia dapat mencapai 26.000 pada September. Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Adham Baba mengatakan pada hari Kamis.

"(Proyeksi) bukan sesuatu yang mustahil," katanya kepada wartawan saat konferensi pers di Rumah Sakit Canselor Tuanku Muhriz Universiti Kebangsaan Malaysia, seperti dilansir Channel News Asia.

Adeeba Kamarulzaman, anggota Dewan Ilmu Pengetahuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pada hari Rabu bahwa proyeksi didasarkan pada laju kasus pada saat ini.

Dia mengatakan penelitian, yang dilakukan oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington juga memproyeksikan bahwa tingkat kematian harian di Malaysia dapat mencapai 200 kasus menjelang akhir Agustus.

Dalam konferensi pers, Menkes Adham mengatakan bahwa 60 persen kasus Covid-19 di negara itu terkait dengan pergerakan orang dan 40 persen dengan klaster. “Virus itu mengikuti orang. Kalau orang pindah, virusnya juga pindah,” ujarnya.

Adham juga mengatakan bahwa aktivitas selama bulan Ramadhan, kurir serta aktivitas di berbagai sektor menjadi salah satu penyebab klaster komunitas di Malaysia.

Namun, dia mengatakan penguncian total dua minggu Malaysia, yang diberlakukan sejak 1 Juni, telah menunjukkan tanda-tanda positif dalam perang melawan pandemi.

Perang melawan pandemi dapat dimenangkan, tambahnya, asalkan semua sektor memainkan perannya untuk meredakan tekanan pada sistem perawatan kesehatan nasional.

Malaysia pada Kamis mencatat 8.209 kasus baru, termasuk 65 infeksi impor. Total kasus harian itu lebih tinggi dari 7.703 kasus yang dilaporkan pada hari Rabu dan menjadikan kasus kumulatif Covid-19 di Malaysia menjadi 595.374.

Pada saat yang sama, ada 880 pasien dirawat di unit perawatan intensif atau ICU dengan 446 membutuhkan bantuan pernapasan.

Negara ini juga mencatat 7.049 kasus sembuh atau tertinggi sejak awal pandemi dan melampaui rekor yakni 5.718 kasus pada 16 Februari 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Channel News Asia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper