Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah Vaksinasi Hampir Separuh Populasi, China Luncurkan Dosis Ketiga

Vaksin dosis ketiga itu merupakan hasil pengembangan Institut Mikrobiologi pada Chinese Academy of Science (CAS) bekerja sama dengan Anhui Zhifei Longcom.
Para petugas medis bersiap menyambut kedatangan warga negara asing yang hendak disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama di bilik-bilik semipermanen yang didirikan di areal Museum Chaoyang Park, Beijing, China, Selasa (23/3/2021)./Antararn
Para petugas medis bersiap menyambut kedatangan warga negara asing yang hendak disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama di bilik-bilik semipermanen yang didirikan di areal Museum Chaoyang Park, Beijing, China, Selasa (23/3/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - China mulai meluncurkan vaksin dosis ketiga untuk memperkuat kekebalan komunitas setelah sekitar 621 juta jiwa penduduknya telah mendapatkan vaksin Covid-19.

Dengan kata lain, hampir separuh populasi China yang mencapai 1,4 miliar jiwa, telah divaksin Covid-19 hingga dosis kedua.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), melalui data yang dirilis Senin (31/5/2021), menyatakan dalam mencapai angka 100 juta pertama, China membutuhkan waktu 25 hari, tetapi 100 juta tahap keenam hanya perlu lima hari. 

Di Beijing lebih dari 86 persen warga berusia 18 tahun ke atas telah divaksin.

Semula, vaksin dosis ganda yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac hanya bisa digunakan untuk orang berusia 18 hingga 59 tahun, sedangkan vaksin dosis tunggal CanSino bisa digunakan untuk usia 18 tahun ke atas hingga 60 tahun ke atas.

Vaksin Sinopharm dan Sinovac telah digunakan oleh penduduk berusia 60 tahun ke atas di sejumlah daerah, termasuk Beijing dan Shanghai, demikian media China.

Di tengah terjadinya kasus sporadis di berbagai wilayah, China mulai meluncurkan program vaksinasi dosis ketiga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh masyarakat.

Vaksin dosis ketiga telah diberikan di 13 provinsi, termasuk Anhui, Zhejiang, Jiangsu, Shandong, Guizhou, Hubei, Henan, dan Beijing.

Vaksin tersebut merupakan hasil pengembangan Institut Mikrobiologi pada Chinese Academy of Science (CAS) bekerja sama dengan Anhui Zhifei Longcom.

Vaksin yang dikembangkan melalui metode rekombinasi subunit protein telah mendapatkan persetujuan dari otoritas China, demikian laman CAS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper