Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendikbudristek Ingin Fokus Puaskan Dunia Usaha dengan Program Ini

Program yang diluncurkan pada Selasa (25/5/2021) itu diharapkan dapat mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan dunia kerja.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto membuka acara media gathering dan kunjungan ke SMK 27 Jakarta, Selasa (11/8/2020). JIBI/Bisnis-Mutiara Nabila
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto membuka acara media gathering dan kunjungan ke SMK 27 Jakarta, Selasa (11/8/2020). JIBI/Bisnis-Mutiara Nabila

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11 bertajuk Kampus Merdeka Vokasi.

Program yang diluncurkan pada Selasa (25/5/2021) itu diharapkan dapat mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan dunia kerja.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan bahwa salah satu yang menjadi fokus program Kampus Merdeka Vokasi adalah menjadi perluasan program Kampus Merdeka dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti).

“Ini merupakan perluasan dari Kampus Merdeka, kita adopsi dan kita luaskan untuk membuat link and match makin link dan makin match dengan dunia usaha dan dunia industri [DUDI],” ujar Wikan pada konferensi pers, Kamis (27/5/2021).

Beberapa yang akan dilakukan antara lain upgrading D3 menjadi D4 dengan membangun kerja sama antara SMK dengan perguruan tinggi vokasi untuk membuka program studi D2 Fast Track atau jalur cepat.

“Kita mau bikin kelas yang makin link and match, contohnya pengembangan D4 teknik elektro antara universitas dengan PLN, dosennya dari PLN, magangnya di PLN, sampai sertifikasi juga dari PLN. Jadi nanti PLN tidak perlu training ulang, hanya tinggal menyerap tenaga kerja dari perguruan tinggi yang sudah bekerja sama,” jelas Wikan.

Dia juga berharap dengan link and match yang lebih mendalam, riset yang dilakukan universitas tidak hanya berhenti pada publikasi, atau menjadi produk yang hanya dipajang di workshop.

“Riset boleh, tapi produk ini harus dibawa ke market, jadi risetnya harus dibantu dengan industri sehingga industri juga bisa pakai. Jadi intinya adalah kepuasan pada dunia kerja,” imbuh Wikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper