Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Guys, TikTok Menang Telak Lawan Donald Trump!

TikTok telah menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia, menurut firma riset pasar App Annie
Logo TikTok ditampilkan di layar dalam video yang menampilkan Presiden AS Donald Trump di London, Inggris, Senin (3/8/2020)./Bloomberg
Logo TikTok ditampilkan di layar dalam video yang menampilkan Presiden AS Donald Trump di London, Inggris, Senin (3/8/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pada musim panas 2020, Donald Trump yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) punya obsesi aneh terhadap TikTok. Sebab, di tengah pandemi, lonjakan pengangguran, dan kerusuhan rasial yang melanda AS, banjir berita utama setiap hari justru beralih ke aplikasi media sosial milik China tersebut.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/05/2021), episode enam podcast Foundering: The TikTok Story bercerita saat hubungan antara AS dan China memburuk.

Trump telah mengobarkan perang dagang selama bertahun-tahun dan menyalahkan China atas wabah virus korona. Pada Agustus 2020, dalam upaya untuk memberikan pukulan tambahan ke Beijing, Trump mengeluarkan sepasang perintah eksekutif yang melarang operasional TikTok.

Trump sempat mengancam TikTok untuk menghentikan operasionalnya di AS, jika sahamnya tidak dijual ke Negeri Paman Sam tersebut.

Pendiri induk TikTok, ByteDance Ltd. Zhang Yiming secara terbuka bernegosiasi selama berbulan-bulan untuk menjual TikTok. Namun, strategi alternatif tetap berlaku, yaitu ByteDance menunggu Donald Trump sampai dia melepas jabatanya.

Setelah Joe Biden pindah ke Gedung Putih, pemerintahannya secara resmi menahan proses pelarangan dan penjualan TikTok.

Sementara itu, TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia, menurut firma riset pasar App Annie. Kemudian pertumbuhan TikTok terus berlanjut.

Kini TikTok telah memperluas operasi e-commerce dan streaming langsungnya serta menyesuaikan dengan lebih banyak artis musik dan influencer media sosial, sambil terus memperkuat posisinya ke dalam budaya Amerika.

Untuk TikTok, tidak ada strategi yang lebih baik yang dapat saya pikirkan selain mendapatkan suara yang paling berpengaruh dan menyelaraskannya dengan produk saya, menyelaraskannya dengan preferensi kebijakan saya,” kata Bret Bruen, mantan diplomat AS di era kepresidenan Barack Obama.

Pada Kamis (20/05/2021), Zhang mengatakan dia akan mundur dari perannya sebagai CEO ByteDance, mengakhiri hampir satu dekade di pucuk pimpinan salah satu perusahaan teknologi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Chief Human Resources ByteDance Rubo Liang akan menjadi CEO baru.

Adapun Zhang, tetap akan tinggal di perusahaan untuk fokus pada strategi jangka panjang. Dia menjelaskan dalam suratnya kepada karyawan jika dirinya kekurangan beberapa keterampilan sebagai seorang pimpinan.

“Saya khawatir bahwa saya masih terlalu terlalu mengandalkan ide-ide yang saya miliki sebelum memulai perusahaan, dan tidak menantang diri saya sendiri dengan memperbarui konsep-konsep itu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper