Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Dubes Rusia, Menag Bicara Krisis Palestina

Dubes Rusia menilai konflik antara Israel-Palestina sangat kompleks. Rusia pun setuju bahwa agama saat ini digunakan untuk mengusung kepentingan politik bagi mereka yang berkepentingan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas / Dok. Kemenag

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Rusia sepakat untuk menyuarakan dialog agama untuk perdamaian dunia. Kesamaan pandangan ini muncul dalam pertemuan antara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan Duta Besar Rusia Lyudmila G. Vorobyova, Kamis (20/5/2021).

Menag mengatakan, bahwa agama berperan besar untuk menyatukan dunia. Di sisi lain, saat ini ada orang-orang yang kerap menggunakan agama untuk kepentingan politik semata.

Situasi ini berdampak pada kehancuran peradaban dunia. Karenanya, diperlukan kesadaran semua pihak untuk menghilangkan sifat destruktif agama ini. Salah satunya dengan memperbanyak dialog lintas agama.

“Sejarah kita ini juga menunjukkan bagaimana agama-agama selain bisa mempersatukan manusia juga bisa mendestruksi peradaban umat manusia,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (20/5/2021). 

Dia mengambil contoh peperangan antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza telah dimodifikasi menjadi konflik agama. Sebab itu seluruh pihak dinilai bertanggung jawab untuk menghilangkan stigma tersebut.

Menag berharap Rusia sependapat dengan Indonesia yang  berpandangan bahwa untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina perlu kearifan dan menempatkan posisi dengan semestinya.

“Bahwa ini bukan konflik agama. Ini ada persoalan lain di dalamnya. Sehingga Indonesia, Rusia, dan negara-negara yang peduli dengan perdamaian dunia dapat membantu menyelesaikan ini,” ujarnya.

Selain itu, apabila konflik yang terjadi murni karena agama, maka kondisi itu tidak dapat dibenarkan.

“Karena pasti tidak ada satu pun agama yang mengajarkan tentang kekerasan,” terangnya.

Di sisi lain, Dubes Rusia menilai konflik antara Israel-Palestina sangat kompleks. Rusia pun setuju bahwa agama saat ini digunakan untuk mengusung kepentingan politik bagi mereka yang berkepentingan. 

“Saya berharap kita dapat bergerak bersama mencari cara untuk menghentikan konflik yang terjadi. Kita harus bersama menghentikan perang, karena banyak manusia yang telah menjadi korban. Setiap agama tentunya mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper