Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Minta Twitter Blokir Posting yang Kritisi Penanganan Virus

Twitter meninjau semua permintaan hukum yang sah yang mereka terima berdasarkan hukum perusahaan dan peraturan setempat.
Tenaga medis berupaya menyelamatkan pasien di tengah serangan gelombang kedua Covid-19 di India / Express Photo by Amit Chakravarty
Tenaga medis berupaya menyelamatkan pasien di tengah serangan gelombang kedua Covid-19 di India / Express Photo by Amit Chakravarty

Bisnis.com, JAKARTA - Twitter Inc. telah menghapus atau membatasi akses ke lebih dari 50 posting dalam satu bulan terakhir atas perintah pemerintah India, termasuk tweet yang mengkritik penanganan pandemi virus Corona.

Surat kabar Indian Express melaporkan postingan lain yang dihapus menunjukkan gambar dan video serangan baru-baru ini di Chhattisgarh yang dilakukan oleh gerilyawan Maois, mengutip pengungkapan yang dibuat oleh platform media sosial ke Lumen Database, yang mengumpulkan dan menganalisis keluhan hukum dan permintaan penghapusan bahan online.

"Twitter meninjau semua permintaan hukum yang sah yang mereka terima berdasarkan hukum perusahaan dan peraturan setempat," kata juru bicara Twitter, dilansir Bloomberg, Minggu (24/4/2021).

Dia melanjutkan, jika dianggap ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar peraturan Twitter, pihaknya dapat menahan akses ke konten di India saja.

Awal tahun ini raksasa media sosial itu harus secara permanen menangguhkan lebih dari 500 akun dan memblokir akses ke ratusan lainnya di India, menyetujui perintah pemerintah untuk menahan penyebaran informasi yang salah dan konten yang menghasut terkait dengan protes petani.

India belakangan mencatatkan rekor jumlah infeksi harian terbesar di dunia. Setelah beberapa waktu lalu dinilai berhasil menangani pandemi, pemerintah lalai dengan mengizinkan sejumlah acara besar dengan kerumunan massal digelar.

Akibatnya kini, fasilitas kesehatan di seluruh India kolaps, dengan rumah sakit-rumah sakit kekurangan oksigen untuk menyelamatkan warga yang mengantre menunggu perawatan. Tak sedikit yang kemudian meninggal sebelum sempat mendapat penanganan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper