Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Retno: Politisasi Vaksin Harus Dihilangkan

Ini bukan sekadar kewajiban moral, tapi sebuah kepentingan bersama untuk memastikan semua orang aman. Solidaritas global harus dikedepankan
WHO menginisiasi program vaksin global, COVAX untuk didistribusikan secara setara ke negara-negara, termasuk negara berkembang dan miskin./Antara
WHO menginisiasi program vaksin global, COVAX untuk didistribusikan secara setara ke negara-negara, termasuk negara berkembang dan miskin./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyatakan Indonesia menolak praktik penimbunan vaksi. Menlu juga menegaskan bahwa politisasi vaksin merupakan hal yang tidak dapat diterima.

Demikian pernyataan Menlu Retno Marsudi seperti dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri, Jumat (16/4/2021).

Menlu Retno Marsudi menghadiri pertemuan GAVI-COVAX Facility bertajuk “Investment Opportunity” yang digelar secara virtual, Kamis (15/4/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI menegaskan sikap Indonesia yang menolak penimbunan, nasionalisme dan politisasi vaksin.

“Hampir 1 dari 4 orang penduduk di negara berpendapatan tinggi telah divaksin, sedangkan di negara berpenghasilan rendah baru 1 dari 500 orang yang sudah divaksin. Seluruh negara harus bersatu menolak penimbunan dan nasionalisme vaksin. Politisasi vaksin juga harus dihilangkan, karena berpotensi menyebabkan perpecahan geopolitik,” tegas Menlu Retno Marsudi.

Pertemuan dihadiri Kepala Negara, Pejabat Tinggi Negara, Organisasi Internasional, dan Perusahaan-perusahaan besar di bidang farmasi.

Kegiatan tersebut bertujuan menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan vaksin global yang dikoordinasikan oleh COVAX Facility.

Untuk memenuhi target penyediaan 1,8 miliar dosis vaksin di tahun 2021, masih dibutuhkan tambahan dana setidaknya US$2 miliar.

Menlu RI dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi atas telah dikirimnya 38 juta vaksin ke 100 negara di 6 benua melalui skema Covax Facility.

Hal itu, ujar Menlu, menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil konkret. Namun, ujarnya, perjuangan belum berakhir. Seluruh negara harus tetap bersama-sama melawan pandemi Covid-19. 

“COVAX Facility memerlukan dukungan dari kita semua, dan setiap negara bertanggung jawab untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin. Setiap pihak harus lebih berani berkomitmen dan beraksi untuk memastikan terlaksananya produksi dan distribusi vaksin secara tepat waktu, serta peningkatan skala produksi vaksin," ujar Menlu. 

Ia pun mengingatkan soal pentingnya solidaritas global.

"Ini bukan sekadar kewajiban moral, tapi sebuah kepentingan bersama untuk memastikan semua orang aman. Solidaritas global harus dikedepankan,” imbuh Menlu Retno.

Pertemuan tersebut membuahkan hasil konkret berupa komitmen pendanaan hampir mencapai US$400 juta dari Swedia, Norwegia, Belanda, Liechtenstein, Portugal, Jerman, dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Kampanye penggalangan dana ini akan terus dilakukan, antara lain melalui pertemuan GAVI COVAX AMC Summit di Jepang pada Juni 2021. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Kemlu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper