Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontroversi Vaksin AstraZeneca, Australia Lupakan Target Vaksinasi

Walaupun kami menginginkan dosis-dosis ini diselesaikan sebelum akhir tahun, tidak mungkin untuk menetapkan target seperti itu mengingat ada banyak ketidakpastian.
Ilustrasi - Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Antara
Ilustrasi - Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Antara

Bisnis.com, SYDNEY - Ketidakpastian membuat Australia tidak lagi menjadi vaksin buatan AstraZeneca sebagai andalan.

Pemerintah Negeri Kanguru itu memilih untuk mengabaikan target memvaksin hampir semua dari 26 juta penduduknya pada akhir 2021.

Hal itu bermula dari saran agar orang yang berusia di bawah 50 tahun lebih memilih vaksin Covid-19 Pfizer daripada AstraZeneca.

Sebelumnya Australia mengandalkan vaksin AstraZeneca dalam sebagian besar pelaksanaan imunisasi. 

Atas kondisi yang terjadi saat ini, Perdana Menteri Scott Morrison menyatakan bahwa Australia tidak berencana menetapkan target baru untuk menyelesaikan program vaksinasi.

Hal itu disampaikan Morrison melalui akun Facebook-nya, Minggu sore (11/4/2021).

"Walaupun kami menginginkan dosis-dosis ini diselesaikan sebelum akhir tahun, tidak mungkin untuk menetapkan target seperti itu mengingat ada banyak ketidakpastian," kata Morrison.

Pihak berwenang di Canberra pada Kamis (8/4) mengubah rekomendasi tentang suntikan Pfizer bagi orang di bawah usia 50.

Hal itu terjadi setelah regulator Eropa menekankan kembali kemungkinan hubungan antara suntikan AstraZeneca dan laporan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi.

Australia, yang pekan lalu bergegas untuk melipatgandakan pasokan vaksin Pfizer, pada awalnya merencanakan akhir Oktober seluruh penduduk di negara itu sudah divaksin.

Aturan keras Australia dalam penanganan wabah Covid-19 sebagian besar berhasil menghentikan penularan viru Corona di masyarakat.

Namun, gerakan vaksinasi telah menjadi topik politik yang hangat.

Vaksinasi juga menjadi sumber gesekan antara Morrison dan para pemimpin negara bagian dan teritori --setelah negara itu pada akhir Maret baru melaksanakan vaksinasi pada sebagian kecil dari targetnya yang berjumlah sekitar empat juta orang.

Hinggi kini, Australia telah menyuntikkan sekitar 1,16 juta dosis Covid-19, ujar Morrison.

Ia menyebut kecepatan program vaksinasi Australia sejalan dengan negara-negara lain, termasuk Jerman dan Prancis, juga lebih maju daripada Kanada dan Jepang.

Dibandingkan negara-negara lain, Australia memulai vaksinasi lebih lambat, sebagian karena jumlah infeksi yang rendah.

Sejak pandemi Covid-19 mulai muncul, negara itu hanya mengalami 29.400 kasus infeksi dan 909 kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper