Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Anggapan Kasus Terorisme Hanya Rekayasa, Lemkapi: Ngawur!

Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) meminta masyarakat untuk tidak menyampaikan informasi yang menyesatkan karena dapat membingungkan masyarakat.
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Anggapan bahwa dua kasus terorisme yakni bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri merupakan hasil rekayasa dilontarkan sekelompok orang.

Terkait anggapan itu, Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) angkat bicara. Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan menegaskan pihaknya mengecam anggapan tersebut.

"Kami melihat tuduhan adanya rekayasa keterlaluan. Itu pemikiran yang ngawur. Mana mungkin teror bisa direkayasa," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (6/4/2021).

Edi meminta masyarakat untuk tidak menyampaikan informasi yang menyesatkan karena dapat membingungkan masyarakat. "Semua bukti sangat jelas. Korbannya juga sangat jelas. Peristiwanya juga sangat jelas. Mana mungkin polisi bisa merekayasa," kata mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini.

Dia mengajak masyarakat agar menyamakan pandangan bahwa terorisme adalah musuh negara dan masyarakat.

"Jangan kita biarkan teror terus bermunculan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kami ajak semua masyarakat melawan teror demi keamanan negeri kita" kata pakar hukum kepolisian dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini.

Dia juga menilai Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri dan seluruh jajaran Polri telah bekerja keras melakukan penegakan hukum dalam aksi teror. "Mari kita dukung dedikasi dan loyalitas Polri yang siang malam bekerja demi melindungi masyarakat dari berbagai ancaman teror," katanya.

Sebelumnya, tindakan teror berupa bom bunuh diri terjadi di depan gerbang Gereja Katedral Hati Yesus Maha Kudus, Kota Makassar, pada Minggu (28/3/2021).

Kejadian itu menyebabkan dua pelaku teror tewas di tempat, sementara 19 orang luka-luka. Hingga kini, polisi telah menangkap 23 orang terkait dengan bom bunuh diri yang dilakukan oleh pasangan suami isteri itu.

Mereka ditangkap di Makassar sebanyak 13 orang, lima orang ditangkap di Jakarta, Bekasi dan Bima, Nusa Tenggara Barat.

Pelaku yang diduga menjadi perakit bom ikut ditangkap. Pada Rabu (31/3/2021), tindakan teror berupa penembakan oleh seorang perempuan terjadi di halaman Mabes Polri, Jakarta.

Pelaku, yang diyakini beraksi seorang diri (lone wolf) tewas tertembak di lokasi kejadian. Polisi juga telah menangkap seseorang di Aceh karena menjual senjata via daring kepada wanita yang menyerang Mabes Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper