Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Dikritik Arsitek, Nyoman Nuarta Singgung Soal Kekalahan

Nyoman Nuarta terus memamerkan karya arsitekturalnya di laman Instagram pribadinya usai dikritik oleh sejumlah asosiasi arsitek.
Desain Istana Negara berlambang burung Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) karya seniman I Nyoman Nuarta / Twitter
Desain Istana Negara berlambang burung Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) karya seniman I Nyoman Nuarta / Twitter

Bisnis.com, JAKARTA – Nama seniman Nyoman Nuarta mendapat sorotan beberapa waktu bekalangan ini. Penyebabnya adalah desain ‘Istana Negara’ di calon Ibu Kota Negara dianggap kurang futuristik oleh sebagian orang yang mengaku dari kalangan arsitek.

Namun alih-alih menanggapi kritikan tersebut, pematung asal Bali tersebut justru terus maju dan memaparkan sejumlah karyanya di akun instagram pribadinya. Salah satunya desain bandara Hang Nadim yang kalah 5 tahun lalu. Dia mengakui tak semua konsep atau desain rancangannya selalu menang.

“Usulan Airport Hang Nadim yang kalah mungkin kurang kontemporer,” tulis Nuarta lewat akun instagramnya, Senin (5/4/2021) kemarin.

Adapun usulan desain bandara Hang Nadim itu ia ajukan 5 tahun lalu. Seniman asal Bali itupun tak jadi soal karyanya waktu itu tak menang. Dia mengatakan bahwa dalam mendesain perlu diperhitungkan tentang gaya yang akan dianut.

Nuarta sengaja tak memilih gaya kontemporer yang umumnya memberi penekanan ke estetik dan fungsi. Sementara gaya universalis dirasa cukup membosankan. “Bangsa kita perlu simbol yang khas tidak boleh menonjolkan satu suku saja,” tegasnya.

“Aku ini lebih banyak kalah kok, kita harus membiasakan diri menerima kekalahan karena ada arsitek hebat,” tukasnya,

Seperti diketahui, nama seniman Nyoman Nuarta menjadi perbincangan dimasyarakat setelah viralnya desain istana negara bergambar burung Garuda di Iu Kota Negara (IKN).

Melalui akun Instagram @nyoman_nuarta, Pematung asal Bali tersebut mengklaim dia telah memenangkan sayembara desain istana negara untuk Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur yang digelar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sedikitnya ada lima asosiasi profesi mengkritik desain tersebut. Kelima asosiasi itu adalah Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper