Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Biaya Haji Diperkirakan Naik Rp9,1 juta per Orang

Angka kenaikan itu baru sebatas proyeksi dan dapat berubah tergantung kondisi ekonomi dan kebijakan dari pemerintah.
Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu (tengah) memberi keterangan tentang penggunaan virtual account  untuk transparansi dana haji, Jumat (14/12) di Surabaya. JIBI/BISNIS/Ajijah
Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu (tengah) memberi keterangan tentang penggunaan virtual account untuk transparansi dana haji, Jumat (14/12) di Surabaya. JIBI/BISNIS/Ajijah

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji Anggito Abimanyu memproyeksikan akan terjadi kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun ini yakni sekitar Rp9,1 juta per orang.

"Jadi ada kenaikan Rp9,1 juta. Ini sudah dibahas di FGD [diskusi terfokus]," ujar Anggito dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR RI, dikutip dari Antara, Selasa (6/4/2021).

Anggito merinci untuk biaya nonsubsidi yang awalnya sebesar Rp35,2 juta menjadi sekitar Rp44 juta per orang, sedangkan untuk subsidi menjadi Rp43,11 juta dari Rp33,9 juta. Angka ini berdasarkan basis skenario kuota 25 persen.

Menurutnya, sejumlah faktor yang membuat adanya kenaikan seperti pelemahan kurs rupiah, kenaikan biaya penerbangan haji, dan akomodasi selama di Arab Saudi. Saat ini kurs rupiah menyentuh angka Rp14.500, sedangkan asumsi Kementerian Agama masih Rp14.200 per dolar AS.

Kendati demikian, Anggito menyebutkan angka kenaikan itu masih hanya sebatas proyeksi dan dapat berubah tergantung kondisi ekonomi dan kebijakan dari pemerintah.

Selain itu, Anggito mengemukakan kenaikan sebesar Rp9,1 juta per orang itu berdasarkan komponen-komponen yang mesti disesuaikan saat masa pandemi. Rinciannya adalah Rp6,6 juta untuk penerapan protokol kesehatan, Rp1,4 juta untuk kenaikan kurs, dan Rp1 juta untuk akomodasi seperti hotel dan katering.

"Jadi kami fokusnya di yang kurs dan biaya satuan. Yang prokes [protokol kesehatan] bukan kompetensi kami, meskipun kami menyarankan sebagian sudah dibebankan kepada jemaah sebagian pada APBN, itu akan mengurangi tekanan kepada nilai manfaat dana haji," kata dia.

Kondisi berbeda jika menggunakan valuta asing dalam pembiayaan haji, maka kenaikan yang signifikan akan terhindari karena pemerintah akan membayarnya dalam bentuk valas. Sementara jika menggunakan rupiah maka nilainya akan fluktuaktif seiring dengan kondisi kurs.

"Tetapi kalau kita menyediakan [valas], alhamdulillah kami telah melakukan mitigasi cukup untuk membiayai, bahkan kita bisa menurunkan BPIH dalam bentuk valas. Jadi mohon ini menjadi pertimbangan dalam pembahasan panja BPIH," kata dia.

Saat ini, kata dia, pengelolaan dana haji berada dalam posisi Rp145 triliun dan nilai manfaatnya mencapai sekitar Rp8 triliun.

Sementara itu, Anggota Badan Pelaksana Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko BPKH Acep Riana Jayaprawira mengatakan kenaikan BPIH tidak dibebankan kepada jemaah, tapi akan ditanggung sepenuhnya oleh distribusi Virtual Account 2020.

"Yaitu Rp1,7 juta per jemaah untuk lunas tunda jemaah dan sisanya subsidi nilai manfaat tahun berjalan kurang lebih Rp7,46 juta per jemaah. Sehingga BPIH saldo setoran jemaah sebesar Rp36,94 juta per jemaah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper