Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau Tiinjau Komunitas Uighur, PBB Negosiasi dengan China untuk Akses ke Xinjiang

Menurut kelompok hak asasi manusia AS dan Australia, yang menuduh pihak berwenang China melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dan kerja paksa, setidaknya satu juta orang Uighur dan orang-orang dari kelompok yang sebagian besar Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di wilayah barat laut.
Beberapa pekerja berjalan di luar pagar lokasi yang secara resmi disebut sebagai pusat edukasi vokasional di Dabancheng, Xinjiang, Wilayah Otonomi Uighur, China, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Thomas Peter
Beberapa pekerja berjalan di luar pagar lokasi yang secara resmi disebut sebagai pusat edukasi vokasional di Dabancheng, Xinjiang, Wilayah Otonomi Uighur, China, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Thomas Peter

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pihaknya sedang dalam negosiasi dengan Beijing untuk kunjungan tanpa batasan ke Xinjiang guna melihat bagaimana minoritas Uighur diperlakukan.

Menurut kelompok hak asasi manusia AS dan Australia, yang menuduh pihak berwenang China melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan dan kerja paksa, setidaknya satu juta orang Uighur dan orang-orang dari kelompok yang sebagian besar Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp di wilayah barat laut.

China telah berulang kali menangkal kritik atas perlakuannya terhadap kelompok tersebut.

"Negosiasi serius saat ini sedang berlangsung antara Kantor Komisaris (Hak Asasi Manusia PBB) dan pemerintah China. Saya berharap mereka segera mencapai kesepakatan untuk mengizinkan kunjungan tanpa batasan," kata Guterres, dilansir Channel News Asia, Senin (29/3/2021).

Guterres mengatakan telah berulang kali menegaskan kepada China bahwa mereka ingin misi itu berlangsung.

Pada Sabtu pekan lalu, Beijing mengumumkan sanksi terhadap dua orang Amerika, seorang Kanada dan badan advokasi hak yang mengkritik perlakuannya terhadap Uighur, yang menurut pejabat AS merupakan genosida.

Guterres mengatakan dia juga mengikuti dengan keprihatinan nasib dua warga Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditahan di China atas tuduhan spionase.

Penahanan mereka, secara luas dipandang Barat sebagai pembalasan atas penangkapan dan penahanan lanjutan Meng Wanzhou di Kanada, seorang eksekutif raksasa telekomunikasi China Huawei.

"Posisi kami sangat jelas, bahwa dalam semua situasi seperti ini, harus ada proses dan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dari orang-orang yang terlibat," kata Guterres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Channel News Asia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper