Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Klaim PPKM Mikro Efektif Tekan Laju Kasus Covid-19

Presiden Jokowi mengingatkan agar penurunan kasus harian ini tidak mengurangi jumlah pelaksanaan tes Covid-19 yang dilakukan.
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi Covid/19 massal kepada pedagang dan pekerja sektor informal di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin 1 Maret 2021 / Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi Covid/19 massal kepada pedagang dan pekerja sektor informal di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin 1 Maret 2021 / Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengklaim kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro yang diterapkan di seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali terbukti efektif menekan laju kasus Covid-19.

“Hingga saat ini alhamdulillah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro di Pulau Jawa dan Bali telah menunjukkan hasil. Penambahan kasus mingguan di 7 provinsi [DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali] kelihatan sekali trennya terus menurun,” ujarnya, dikutip dari lama resmi setkab, Kamis (4/3/2021).

Selama pelaksanaan PPKM Mikro, ia mengungkapkan posko-posko penanganan Covid-19 di tingkat desa, kampung, maupun kelurahan juga semakin aktif untuk mencegah penularan Covid-19.

“PPKM Skala Mikro juga menjadikan komunikasi antarwilayah berjalan dengan baik, gotong royong antara desa dan kelurahan secara bahu membahu aktif terus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Meskipun hasil yang diperlihatkan oleh penerapan kebijakan PPKM Mikro ini cukup baik, Presiden menekankan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras agar dapat semakin menurunkan tren laju Covid-19. Kebijakan ini, imbuhnya juga akan diterapkan di provinsi lain dengan kasus aktif yang tinggi.

“Ini sangat bagus dan kita harapkan kita terus tetap bekerja keras agar tren laju penurunan ini bisa turun, turun, dan terus turun. [PPKM Mikro] akan dikembangkan di provinsi di luar Jawa yang memiliki kasus aktif yang banyak,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Presiden juga memaparkan mengenai perkembangan kasus Covid-19 secara nasional. Menurutnya, penurunan penambahan jumlah kasus positif dalam 1 pekan terakhir ini menunjukkan tren yang semakin baik dan menurun.

Jika pada Januari 2021 kasus harian positif Covid-19 mencapai kisaran 14.000 hingga 15.000 kasus, dalam satu minggu terakhir tercatat penurunan yang cukup signifikan.

“Ini misalnya 22 Februari berada di angka 10.180 kasus dan pada 3 Maret ada 6.808 kasus. Angka-angka seperti ini kalau kita lihat secara detail, kasus harian semakin turun dan semakin turun,” ungkapnya.

Namun Presiden mengingatkan agar penurunan kasus harian ini tidak mengurangi jumlah pelaksanaan tes Covid-19 yang dilakukan.

“Kita harus tetap waspada, kita harus bekerja keras agar kasus aktif Covid-19 harian semakin turun semakin turun tanpa mengurangi testing yang dilakukan setiap hari,” tegasnya.

Lebih lanjut, kasus aktif Indonesia per 3 Maret 2021 berada di angka 11,11 persen, sedangkan kasus aktif dunia berada di angka 18,85 persen.

“Artinya, kasus aktif di negara kita Indonesia lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia,” ujarnya.

Untuk rata-rata kesembuhan, per 3 Maret 2021 rata-rata kesembuhan di Indonesia berada di angka 86,18 persen yang juga lebih baik dari rata-rata kesembuhan dunia yang berada di angka 78,93 persen.

Sementara untuk angka kematian, dia mengklaim jauh membaik dibandingkan dengan angka kematian di awal penanganan Covid-19. Tetapi, Presiden tidak memungkiri jika angka kematian di Indonesia masih berada di atas rata-rata kematian dunia.

“Per 3 Maret, Indonesia rata-rata kematian berada di angka 2,7 persen dunia berada di angka 2,22 persen. Ini yang harus kita perhatikan dan kita harus bekerja keras agar angka kematian di Indonesia bisa berada di di bawah angka rata-rata kematian dunia,” ujarnya.

Terkait positivity rate, Presiden menyampaikan ada penurunan yang signifikan dibandingkan dengan pada akhir Januari lalu.

“Di akhir Januari 2021 kita berada di angka 36,9 persen, kemudian turun di 2 Maret 2021 berada di angka 18,6 persen. Ini kita harapkan juga semakin turun, turun, dan turun lagi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper