Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CDC Rekomendasikan Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson Secara Luas

Belum ada penelitian yang membandingkan vaksin J&J secara langsung dengan vaksin lain yang disetujui dari Pfzier-BioNTech dan Moderna.
Ilustrasi/cdc.gov
Ilustrasi/cdc.gov

Bisnis.com, JAKARTA - Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dengan suara bulat setuju merekomendasikan suntikan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson untuk digunakan secara luas sehari setelah disahkan oleh regulator AS.

Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi (ACIP) AS  memberikan suara 12-0 untuk merekomendasikan vaksin dari J&J yang sesuai untuk orang Amerika Serikat berusia 18 tahun ke atas. Hanya ada satu suara yang tidak menentukan pilihan karena konflik kepentingan sebelumnya.

Otoritas kesehatan masyarakat negara bagian dan lokal akan menggunakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) dan panduan CDC saat mereka mengelola empat juta dosis pertama. Sedangkan pemerintah federal, melalui mitra distribusi McKesson Corp, berencana mengirimkan vaksin pertama pada Minggu (28/2/2021) malam atau Senin (1/3/2021) pagi waktu Indonesia.

ACIP memainkan peran utama dalam memandu negara bagian tentang cara mengalokasikan dosis  baru, meskipun negara bagian itu sendiri yang memiliki keputusan akhir dalam cara mereka mengalokasikan vaksin.

Ahli epidemiologi CDC, Sara Oliver mengatakan, dalam presentasi bahwa belum ada penelitian yang membandingkan vaksin J&J secara langsung dengan vaksin lain yang disetujui dari Pfzier-BioNTech dan Moderna. Akan tetapi, semua vaksin sangat efektif dalam mengurangi rawat inap dan kematian.

Vaksin Pfizer dan Moderna, yang didasarkan pada teknologi messenger RNA baru, menunjukkan tingkat kemanjuran yang lebih tinggi dalam uji coba yang menggunakan dua dosis dibandingkan vaksin suntikan tunggal J&J. Namun, perbandingan langsung sulit untuk dinilai, karena  uji coba memiliki tujuan yang berbeda dan J&J dilakukan saat varian baru virus yang lebih menular beredar.

Para panelis mendukung pernyataan pejabat FDA pada Sabtu (27/2/2021), yang mengatakan orang Amerika Serikat harus menggunakan vaksin resmi yang tersedia untuk mereka.

Oliver juga mengatakan, tidak ada data yang cukup untuk mengetahui apakah keamanan atau kemanjuran vaksin itu cocok dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya yang membahayakan sistem kekebalan seseorang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper