Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penduduk AS Masih Harus Pakai Masker Hingga 2022

Kasus kematian di AS masih bertambah walaupun kasus positif Covid-19 sudah turun selama lima pekan berturut-turut dan para pejabat berupaya menyegerakan program vaksinasi.
Tenaga kesehatan bekerja di dalam unit penanganan penyakit virus Corona (CovidD-19) di United Memorial Medical Center saat Amerika Serikat hampir mencapai angka 300.000 kematian, di Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu (12/12/2020). Foto diambil tanggal 12 Desember 2020./Antara/Reuters-Callaghan O'Harernrn
Tenaga kesehatan bekerja di dalam unit penanganan penyakit virus Corona (CovidD-19) di United Memorial Medical Center saat Amerika Serikat hampir mencapai angka 300.000 kematian, di Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu (12/12/2020). Foto diambil tanggal 12 Desember 2020./Antara/Reuters-Callaghan O'Harernrn

Bisnis.com, WASHINGTON - Penduduk Amerika diperkirakan hingga 2022 masih perlu mengenakan masker. Hal itu perlu dilakukan kendati aturan-aturan lain untuk menghentikan penyebaran virus menjadi semakin longgar dan makin banyak orang yang divaksin.

Demikian dikatakan Dr. Anthony Fauci dalam program "State of the Union" CNN, Minggu (21/2/2021).

Fauci adalah penasihat medis Covid-19 Gedung Putih dan pejabat utama AS bidang penyakit menular.

Sementara itu, kasus kematian terkait wabah Covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah.

Kini, jumlah kematian terkait penyakit akibat infeksi virus Corona (Covid-19) di AS mendekati angka setengah juta.

Angka tersebut tercatat menjelang satu tahun wabah Covid-19 yang telah menciptakan krisis kesehatan dan ekonomi bagi AS.

Kasus kematian di AS masih bertambah walaupun kasus positif Covid-19 sudah turun selama lima pekan berturut-turut dan para pejabat berupaya menyegerakan program vaksinasi.

"Tidak seperti yang pernah kita alami dalam 102 tahun terakhir sejak pandemi influenza 1918 ... Ini benar-benar situasi yang mengerikan yang telah kita lalui --dan kita masih mengalaminya," kata Dr. Anthony Fauci dalam program "State of the Union" CNN, Minggu (21/2/2021).

Fauci adalah penasihat medis Covid-19 Gedung Putih dan pejabat utama AS bidang penyakit menular.

Sejauh ini, total ada 28 juta kasus Covid yang tercatat di AS, dan 497.862 orang meninggal karena penyakit itu.

Tingginya jumlah kasus dan kematian terjadi bahkan saat kematian rata-rata harian dan rawat inap sudah turun ke tingkat terendah sejak sebelum perayaan Thanksgiving dan Natal.

Covid selama setahun penuh telah menurunkan tingkat harapan hidup rata-rata di Amerika Serikat dan menjadi penurunan harapan hidup terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Walaupun penurunan "benar-benar luar biasa ... kita masih pada level yang sangat tinggi," kata Fauci dalam wawancara terpisah di program "Meet the Press" NBC News.

Fauci mengatakan kepada CNN bahwa penduduk Amerika mungkin hingga 2022 masih perlu mengenakan masker, kendati aturan-aturan lain --untuk menghentikan penyebaran virus-- menjadi semakin longgar dan sudah makin banyak orang yang divaksin.

Kurang dari 15 persen penduduk AS sudah mendapatkan minimal satu dosis vaksin. Menurut statistik AS, hampir 43 juta orang sudah disuntik setidaknya satu dosis dan hampir 18 juta sudah menerima suntikan kedua.

Sementara itu, makin banyak daerah melonggarkan beberapa pembatasan, seperti membolehkan makan di dalam ruangan restoran, juga membuka kembali sekolah.

Penurunan aturan diterapkan bahkan ketika masih ada jutaan orang yang menunggu divaksin. Oleh karena itu, tindakan pelonggaran memicu perdebatan tentang keselamatan kesehatan guru, siswa, dan kalangan-kalangan lain.

Tekanan keuangan juga terus membebani meski para ahli ekonomi mengungkapkan optimisme soal kondisi finansial tahun depan.

Kongres AS sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan peluncuran paket bantuan terkait virus Corona, senilai 1,9 triliun dolar (sekitar Rp26.732 triliun), yang diajukan Biden.

DPR AS diperkirakan akan melakukan pemungutan suara soal paket tersebut pada pekan ini sementara Senat berusaha sudah bisa mengesahkannya sebelum 14 Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper