Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Gotong Royong Hanya Diimpor Farmasi BUMN

Karyawan atau keluarga di perusahaan tersebut nantinya akan terhitung sebagai kelompok penerima vaksin.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal bagi tenaga kesehatan dosis pertama vaksin Covid-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021)./Antara
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal bagi tenaga kesehatan dosis pertama vaksin Covid-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin mandiri atau gotong royong diimpor melalui satu pintu. Hal itu diungkap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.

Dia mengatakan, dari diskusi yang sedang berjalan, vaksin gotong royong hanya akan diimpor perusahaan farmasi milik negara, yakni Bio Farma. Hal ini untuk menjamin kualitas vaksin dan mencegah hadirnya vaksin palsu di Indonesia.

"Jadi kemungkinan besar Bio Farma. Tapi, apakah Bio Farma akan bersama BUMN lainnya, itu nanti Bio Farma yang menunjuk," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (12/2/2021).

Vaksin yang dibeli pun di luar dari merk yang dipesan pemerintah. Selain itu, dalam pelaksanaannya, pembelian vaksin gotong royong hanya bisa dilakukan korporasi untuk karyawan perusahaannya, bukan perorangan.

Sebelum membeli vaksin gotong royong, perusahaan harus mendata jumlah karyawan atau mungkin keluarganya yang akan divaksin, sesuai kemampuan keuangan korporasi.

Karyawan atau keluarga di perusahaan tersebut nantinya akan terhitung sebagai kelompok penerima vaksin. Dengan demikian, jumlah sasaran yang masuk dalam program vaksin pemerintah akan berkurang.

"Tapi kita belum tahu kan. Data masih bisa bergerak. Kemungkinan terus bertambah," imbuhnya.

Kendati demikian, jumlah vaksin yang sudah dipesan pemerintah dipastikan tidak akan berkurang. Sebab bisa saja karyawan atau anggota keluarganya enggan menerima vaksin yang diadakan perusahaan.

Soal berapa dosis vaksin yang akan disediakan dalam program mandiri ini, kata Nadia sesuai kemampuan perusahaan.

"Yang pasti kita selesaikan dulu vaksinasi garda terdepan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper