Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digitalisasi Madrasah Baru Jalan 6 Persen, Ini Janji Menag ke World Bank

Pada Oktober 2020 Kemenag dan Bank Dunia merilis Program Madrasah Reform Realizing Education’s Promise dan Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas - Dok. Setpres RI
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas - Dok. Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan siap meningkatkan realisasi program digitalisasi madrasah yang merupakan kerja sama Kemenag dengan Bank Dunia (World Bank).

Hal ini disampaikan  saat bertemu dengan Kepala Perwakilan Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia Satu Kahkonen dan jajarannya secara virtual. Pertemuan secara virtual Menag dengan Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia tersebut membahas program kerja sama yang tengah berjalan dan akan berjalan pada 2021.

Menurut Menag, pembelajaran di madrasah dan pesantren memerlukan afimarsi dan dukungan kebijakan dalam melahirkan siswa yang moderat dan toleran seiring dengan cita-cita dan semangat bangsa Indonesia.

“Kami akan berupaya agresif menindaklanjuti program kerja sama dengan Bank Dunia," ujar Menag Yaqut, Jumat (5/2/2021). 

Seperti diketahui, pada Oktober 2020 Kemenag dan Bank Dunia merilis Program Madrasah Reform Realizing Education’s Promise dan Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR).

REP-MEQR merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata kelola penyelengaraan pendidikan dasar dan menengah di Kementerian Agama (Kemenag). Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu lima tahun, dimulai dengan pelaksanaan proyek pada tahun 2020 dan berakhir pada tahun 2024. Pelaksanaan proyek didanai oleh Bank Dunia sebesar Rp3,75 triliun atau setara US$250 juta.

"Kerja sama sektor pendidikan madrasah dengan Bank Dunia ini menambah semangat baru kami untuk menjadikan madrasah bisa bersaing secara global dengan pendidikan lainnya," sambung Menag.

Menurut Menag, ranah pendidikan madrasah di Indonesia unik serta mendapat partisipasi dan animo yang tinggi dari masyarakat. Salah satu alasannya karena pendidikan madrasah mengusung Islam yang ramah dan inklusif. 

"Kurikulum pendidikan madrasah itu mengusung Islam yang ramah, inklusif dan menghargai perbedaan. Kami juga sudah melakukan upaya digitalisasi madrasah agar bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin digital, " lanjut Menag.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Satu Kahkonen mengaku senang dengan penjelasan Menag Gus Yaqut yang akan agresif menindaklanjuti program kerja sama digitalisasi madrasah dengan Bank Dunia.

"Kami senang dengan upaya agresif dari Bapak Menteri Agama terkait program digitalisasi madrasah bersama Bank Dunia. Pasalnya hingga saat ini penyerapan proyek kerja sama ini baru berjalan 6 persen. Artinya ada 94 persen lagi yang belum terserap," ujar Satu Kahkonen.

Dia pun berharap diskusi tersebut dapat berlanjut dengan aksi nyata dari Kementerian Agama dan Bank Dunia dalam percepatan dan akselerasi program digitalisasi madrasah.  "Kami akan segera rapat teknis dengan jajaran serta menyusun jadwal pertemuan dengan tim anda untuk mempercepat program digitalisasi Kemenag, " tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper