Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sengketa Wilayah Palestina vs Israel, Joe Biden Pastikan Bantu Palestina

Joe Biden memastikan bahwa pihaknya akan membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat skema yang disetujui.
Bendera Palestina dipasang berderet di Lembah Yordania, Tepi Barat./Bloomberg-Kobi Wolf
Bendera Palestina dipasang berderet di Lembah Yordania, Tepi Barat./Bloomberg-Kobi Wolf

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya menentukan sikap dalam sengketa wilayah kedaulatan antara Palestina dan Israel.

Kepada PBB, via pelaksana tugas Duta Besar Amerika Richard Mills, pemerintahan Joe Biden memastikan bahwa pihaknya akan membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat skema yang disetujui.

"Kami akan mendukung kesepakatan bersama yaitu solusi dua negara di mana Israel akan hidup berdampingan dengan negara Palestina secara damai dan aman," ujar Mills dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa (26/1/2021)

Tak berhenti di situ, Mills juga menyatakan bahwa Pemerintahan Joe Biden akan mengaktifkan lagi bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Hal itu, kata Mills, merupakan bagian dari rencana Joe Biden untuk membuka kembali misi diplomatik dengan Palestina.

Perihal kebijakan normalisasi hubungan dengan Israel, yang merupakan peninggalan Donald Trump, Mills memastikan hal tersebut akan tetap ada. Namun, Pemerintahan Joe Biden akan menegaskan, bahwa urusan normalisasi hubungan dengan Israel terpisah dari urusan wilayah kedaulatan Israel-Palestina.

"Kami akan tetap membujuk negara-negara di Timur Tengah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun, kami tidak akan menganggap sebagai pengganti kedamaian Israel - Palestina," ujar Mills menegaskan.

Sebagaimana diketahui, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama. Kedua negara masih berdebat soal bagian-bagian yang masuk dalam wilayah kedaulatan masing-masing.

Dalam prosesnya, posisi Israel terhadap Palestina kian kuat. Walaupun sejumlah warganya menempati secara ilegal pemukiman di Tepi Barat, Israel berniat mencaplok daerah itu dari Palestina. Palestina menolak karena menurut mereka hal itu tidak sejalan dengan Solusi Dua Negara.

Palestina kian was was ketika mantan Presiden Amerika Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar Amerika di Israel ke Yerusalem. Hal itu sama saja mengakui Yerusalem sebagai bagian Israel. Padahal, statusnya masuk dalam perdebatan wilayah kedaulatan Israel dan Palestina.

Masalah itu diperburuk dengan dicabutnya bantuan Amerika ke Palestina dan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Keduanya ide Trump.

Bagi Palestina, daya tawar Israel kian kuat dengan dukungan berbagai negara Arab. Meski negara-negara Arab menyakinkannya bahwa normalisasi disetujui selama aneksasi Tepi Barat tak dilakukan, Palestina tetap merasa dikhianati.

Ketika Joe Biden memenangi Pilpres AS, Palestina melihatnya sebagai kesempatan untuk menyetarakan dudukan lagi.

Menteri Luar Negeri Palestina mengatakan pihaknya bersedia membuka dialog perdamaian dengan Israel melalui mediasi pemerintahan Presiden AS terpilih Joe Biden. Namun, resolusi hukum internasional harus menjadi acuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper