Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Segera Bahas Perjanjian Nuklir Iran dengan Mitra Asing

Mantan Presiden AS, Donald Trump meninggalkan kesepakatan nuklir Iran pada 2018. Alhasil, Iran pun melanggar sejumlah ketetapan.
Presiden Amerika Serikat ke-46 Joe Biden saat menjalankan kampanye untuk pemilu 2020./Istimewa
Presiden Amerika Serikat ke-46 Joe Biden saat menjalankan kampanye untuk pemilu 2020./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat ke-46 yang baru saja dilantik, Joe Biden, dikabarkan bakal segera membahas upaya diplomasi untuk memperpanjang dan memperkuat pembatasan nuklir di Iran dengan mitra dan sekutu asing.

Dilansir Antara, Kamis (21/1/2021), rencana pembahasan itu diungkapkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Menurutnya, Biden telah menyatakan bahwa jika Teheran melanjutkan kepatuhan secara ketat pada perjanjian nuklir 2015, maka AS juga akan melakukannya.

Perjanjian nuklir 2015 itu mengatur bahwa Iran menahan program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.

"Presiden telah menjelaskan bahwa dia percaya bahwa melalui diplomasi lanjutan, Amerika Serikat berusaha untuk memperpanjang dan memperkuat pembatasan nuklir di Iran serta mengatasi masalah lain yang menjadi perhatian. Iran harus melanjutkan kepatuhan terhadap kesepakatan itu," kata Psaki dalam sebuah pengarahan.

Seperti diketahui, Mantan Presiden AS, Donald Trump meninggalkan kesepakatan nuklir tersebut pada 2018. Sebagai balasan, Iran telah secara bertahap melanggar pembatasan-pembatasan utama, membangun cadangan uranium yang dikembangkannya, memperkaya uranium ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi, dan memasang sentrifugal dengan cara yang dilarang oleh kesepakatan tersebut.

Pada Selasa (19/1/2021), calon menteri luar negeri pilihan Biden, Antony Blinken, mengatakan Washington tidak harus cepat-cepat memutuskan apakah AS akan bergabung kembali ke dalam kesepakatan nuklir.

Biden perlu melihat dulu apa yang sebenarnya dilakukan Iran untuk melanjutkan langkah kepatuhan pada pakta tersebut.

Adapun, Joe Biden akhirnya resmi dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) menggantikan Donald Trump. Dengan meletakkan tangan di atas Alkitab pusaka yang dimiliki keluarganya selama lebih dari satu abad, Biden menyatakan sumpah jabatan Presiden AS, pada Rabu (20/1/2021) waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper