Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingatkan Pengusaha, Menkes: Vaksin untuk Rakyat, Bukan hanya Konglomerat

Para pemimpin perusahaan perlu tahu bahwa vaksin Covid-19 ditujukan untuk seluruh kelompok masyarakat dan tidak dapat mendahulukan golongan ekonomi tertentu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para pemimpin perusahaan bahwa vaksin Covid-19 ditujukan untuk seluruh kelompok masyarakat dan tidak dapat mendahulukan golongan ekonomi tertentu.

Menkes Budi sengaja membahas masalah ini lantaran dia banyak menemukan topik vaksin mandiri yang dibahas di sejumlah Whatsapp group dari para konglomerat yang dulu menjadi nasabahnya.

“Saya yakin para CEO ingin dapat akses lebih dulu dan Anda mampu untuk dapat itu, tetapi tolong pikirkan seluruh rakyat Indonesia, karena tidak ada gunanya juga kita disuntik, kalau yang lain tidak,” katanya dalam acara 11th Kompas100 CEO Forum, Kamis (21/1/2021).

Selain ditujukan kepada seluruh golongan masyarakat, vaksin ini juga gratis dari pemerintah. Saat ini, pemerintah Indonesia telah mengamankan sekitar 600 juta dosis vaksin bagi 188 juta orang. Artinya, sudah lebih dari 150 persen mencukupi target.

Vaksin tersebut akan dipasok dari empat perusahaan, yakni Sinovac (China), Pfizer (Jerman-Amerika), AstraZeneca (Inggris), dan Novavax (Amerika Serikat).

Selain perjanjian bilateral, vaksin multilateral dari GAVI dan WHO yang gratis juga telah menjadi opsi cadangan sebanyak 108 juta dosis. Namun, belum ada kepastian mengenai hal ini.

Indonesia cukup beruntung dapat mengamankan vaksin sebesar itu. Pasalnya, banyak negara berpendapatan rendah yang tersikut oleh negara kaya yang mampu memberikan profit lebih besar kepada produsen vaksin.

“Sehebat, sekaya apapun negara beli vaksin untuk negaranya, kalau orang lain di sekitar negaranya tidak divaksin dan tidak dibantu, pergerakan manusia pasti ada. Kecuali, orang di negaranya tidak boleh ke luar negeri, jadi kemungkinan penularan pasti ada,” ungkapnya.

“Vaksinasi ini sifatnya bukan produk individualis. Vaksinasi ini disuntikkan untuk membangun herd immunity,” katanya.

Perlu diketahui, pemerintah telah menjadwalkan vaksinasi pada Januari - Februari untuk 1,4 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.

Selanjutnya, sebanyak 17 juta golongan pekerja publik akan dimulai pada Maret - April dan lansia sekitar 25 juta. Adapun masyarakat umum akan mulai mendapat suntikan vaksin pada akhir April atau Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper