Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pelantikan Joe Biden, China Peringatkan AS soal Xinjiang

Hal itu diungkapkan Jubir Kemenlu China Hua Chunying untuk menanggapi Antony Blinken, sosok yang ditunjuk presiden terpilih AS Joe Biden sebagai anggota tim kebijakan luar negerinya.
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China memperingatkan pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden agar tidak mengritik kebijakan Negeri Tirai Bambu terkait Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.

Hal itu diungkapkan Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying untuk menanggapi Antony Blinken, sosok yang ditunjuk presiden terpilih AS Joe Biden sebagai anggota tim kebijakan luar negerinya. Blinken diangkat mengepalai Departemen Luar Negeri.

Hua mempersilakan pemerintahan AS selanjutnya untuk memutuskan dan memperingatkan bahwa China tidak akan menerima kritik terhadap kebijakan di Xinjiang ke depannya.

"Kami berharap pemerintahan baru AS dapat memiliki penilaian yang masuk akal dan berpikiran dingin tentang masalah Xinjiang, di antara masalah lainnya," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (20/1/2021).

Hua juga mengatakan bahwa pihaknya berharap pemerintahan baru AS akan bekerja sama dengan China. "Bekerja sama dengan China dalam semangat saling menghormati, menangani perbedaan dengan baik dan melakukan lebih banyak kerja sama yang saling menguntungkan di lebih banyak sektor," Hua menegaskan.

Harapan itu dilontarkan pemerintah China setelah menuding Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo sebagai pembohong dan penipu jelang berakhirnya masa kepresidenan Donald Trump.

"Pompeo telah membuat begitu banyak kebohongan dalam beberapa tahun terakhir, dan ini hanyalah kebohongan lain yang berani," kata Hua.

Seperti diketahui, Pompeo telah melakukan serangkaian tindakan terhadap China pada minggu-minggu terakhir masa jabatannya. Paling anyar, Menlu AS ini menyampaikan serangan kepada pemerintah China, pada Selasa (19/1/2021).

Pompeo kemarin mengatakan bahwa pemerintahan Trump menetapkan China telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan menekan etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.

"Apa yang disebut ketetapan oleh Pompeo tidak lain adalah kertas. Politikus AS ini terkenal karena berbohong dan curang, menjadikan dirinya bahan tertawaan dan badut," Hua melanjutkan.

China telah berulang kali menolak tuduhan perlakuan kejam terhadap populasi Uighur di wilayah Xinjiang, di mana wakil dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa setidaknya satu juta warga Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp.

Namun, kandidat menteri luar negeri yang ditunjuk Biden, Antony Blinken, mengatakan bahwa dia setuju dengan penilaian genosida yang disampaikan Pompeo.

"Memaksa pria, wanita, dan anak-anak ke dalam kamp konsentrasi; mencoba, pada dasarnya, mendidik kembali mereka untuk menjadi penganut ideologi Partai Komunis China, semua itu menunjukkan upaya untuk melakukan genosida," kata Blinken, Selasa (19/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper